DISWAYJATENG, SLAWI - Aksi tawuran antarapelajar di berbagai daerah cukup marak. Imbas dari tawuran itu, tidak sedikit nyawa yang melayang.
Kasus itu pun pernah terjadi di Kabupaten Tegal. Seorang siswa SMP meninggal dunia saat tragedi tawuran.
Untuk mengantisipasi maraknya aksi tawuran itu, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK di Kabupaten Tegal. Berinisiasi memproduksi film dengan judul "Kajogan" atau penyesalan.
BACA JUGA:Polres Tegal Amankan Distribusi 500 Kayu Palet Logistik Pemilu 2024
"Sebenarnya inisiasi film ini dari Mas Rudi Warsito selaku Executive Produser. Beliau ngobrol-ngobrol dengan kami dan akhirnya membuat film ini," kata Ketua MKKS Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Tegal Joko Pramono.
Dirinya tak menampik, belakangan ini memang marak kasus tawuran di Kabupaten Tegal. Bahkan, pelajar SMK kerap dituduh sebagai dalang tawuran.
Karenanya, Joko sangat setuju jika film ini diproduksi dan ditayangkan di seluruh sekolah di Kabupaten Tegal. Diharapkan, film itu dapat mengedukasi para siswa supaya tidak melakukan aksi tawuran.
BACA JUGA:MAN Kota Tegal Adakan Festival Bulan Bahasa
Untuk memproduksi film itu, Joko menyebut, pihak produser menggandeng Jono, artis asal Slawi yang pernah main di film Tukang Ojek Pengkolan.
"Di film Kajogan ini, Jono sebagai sutradara dan penulis naskah," kata Joko Pramono, yang saat ini menjabat sebagai Kepala SMK Negeri 2 Adiwerna.
Sementara, Jono saat ditemui di lokasi syuting di areal GOR Trisanja Slawi menuturkan, para pemain dari film ini, pihaknya melibatkan sejumlah pelajar SMK di Kabupaten Tegal. Bahkan, pemeran utamanya siswa SMK Islamiyah Adiwerna, Dimas Erik.
BACA JUGA:Raih 24 Medali, FKTI Tegal Juara III Tingkat Nasional
"Sebelum kita memproduksi film ini, kita menggelar audisi di beberapa sekolah. Kita seleksi satu persatu," ujarnya.
Dia menuturkan, film ini mengisahkan seorang janda yang memiliki dua orang anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah. Karena ditinggal suaminya, ibu dari dua anak itu akhirnya mengadu nasib untuk bekerja.
Hingga akhirnya, janda itu mendapatkan uang banyak dan memanjakan kedua anaknya hidup hedonisme.