Ditengah Antrian Gas 3Kg, Konsumen Menengah Beralih ke Tabung Pink. Pemilik Pangkalan: Hikmahnya Seleksi Alam

Ditengah Antrian Gas 3Kg, Konsumen Menengah Beralih ke Tabung Pink. Pemilik Pangkalan: Hikmahnya Seleksi Alam

MENGGUNAKAN : Sebuah Rumah Makan Padang di Argomulyo telah menggunakan gas pink untuk kelangsungan usahanya. Foto : its/ Nena Rna Basri--

SALATIGA, diswayjateng.id - Ditengah masih gas LPG 3 kilogram (Kg) di Salatiga, konsumen menengah ke atas mau tidak mau beralih ke tabung gas 5,5kg atau acap disebut gas pink dan sejenisnya.

Pengakuan sejumlah pangkalan ditemui wartawan Disway Jateng di Salatiga menyebutkan, sejak gas melon itu sulit ditemui dalam dua minggu terakhir cukup banyak pengguna gas kelompok keluarga mampu atau menengah ke atas dengan kesadaran diri beralih ke tabung gas 5,5 kg.

"Inilah hikmah dari katanya sulit mendapatkan gas 3kg di Salatiga meskipun ditempat saya stok gas 3kg tidal bermasalah. Pada akhirnya, seleksi alam berlaku," kata pemilik pangkalan gas 3kg terbesar di Salatiga Hj. Riawan Woro Endartiningrum, SE., MM., Sabtu 15 Februari 2025.

Woro yang juga Anggota DPRD Komisi A DPRD Salatiga itu memiliki 3 pangkalan tersebar di seluruh Salatiga. 

BACA JUGA: Pesta Siaga Kwarcab Batang 2025, Ratusan Peserta Digembleng Karakter Kepemimpinan dalam Sehari

BACA JUGA: Pj Wali Kota Salatiga Akui Ada Kelangkaan Gas LPJ 3 Kg, Yasip Khasani Sarankan OP

Salah satunya berada di kediaman pribadinya, di kawasan Cengek, Tingkir Lor, Salatiga.

Woro yang telah mengeluti usaha penjual gas 3kg selama kurang lebih 15 tahun lamanya itu mengaku dengan kondisi saat ini gas 3kg yang sempat 'lenyap' bersikap tegas kepada konsumennya meskipun dulunya mengaku pelanggan.

Bagaimana tidak. Ketika konsumen gas 3kg dari kelompok yang jelas-jelas dilarang pemerintah menggunakannya tapi tetap memakai, kini kesadaran diri beralih ke gas pink atau untuk kelompok umum yakni 5,5 Kg. 

BACA JUGA: BPBD Batang Latih Siswa SD di Batang Hadapi Bencana, dari Simulasi hingga Aplikasi InaRISK

BACA JUGA: Selama Sepekan Usai dilantik, Wabup Bellinda Gantikan Samani Jabat Bupati Kudus

"Jadi, kelompok yang dilarang menggunakan gas melon itu diantaranya TNI, Polri, Pengacara, ASN atau pekerja BUMN itu jelas dilarang menggunakan gas melon. Tapi, dengan adanya kejadian ini (sulit mendapatkan gas 3kg), kelompok masyarakat itu tadi beralih ke gas pink," paparnya.

Woro pun mengakui, ia tak jarang dimusuhi hingga dihujat dan dimaki oleh kelompok-kelompok masyarakat yang dikategorikan mampu itu karena tidak meladeni pembelian atas dasar kedekatan atau pun kerabat hingga kenal dekat.

Namun, berprinsip kepada hati nurani serta berpegang pada aturan PT Pertamina bahwa masih banyak masyarakat kelompok miskin berhak atas gas 3kg Woro pun tak mempedulikan cacian hingga dampratan kepada dirinya. 

BACA JUGA: Tingkatkan Kesadaran Berlalu Lintas, Polda Jateng Gandeng Komunitas Driver Online dan SMK Negeri 7 Semarang 

BACA JUGA: Tersangka Duel Pelajar di Semarang Berhasil Ditangkap

Cara-cara yang sama ia sampaikan kepada kelompok sub agennya / warung-warung kecil yang membantu menjualkan gas melon dari pangkalannya untuk bersikap menggunakan hati nurani bukan atas dasar pelanggan, kenalan atau lun keluarga dekat namun ternyata orang mampu.

"Saat ini saja, gas pink saya ludes terjual. Dari satu pangkalan yang ada, sebelumnya ada sekitar 10 tabung gas pink yang dongkrok tidak laku. Namun setelah kami bersikap tegas bahwa kelompok-kelompok yang memang tidak boleh, akhirnya kesadaran diri menggunakan gas pink," akunya.

Ia pun mengimbau kepada pengusaha Rumah Makan dengan omzet besar, juga diharapkan dapat beralih ke gas pink dan tidak mengambil jatah warga kurang mampu itu.


Pj Wali Kota Akui Adanya Kelangkaan Gas 3Kg
Sebelumnya, Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani mengakui adanya kelangkaan gas LPG 3 kg di tengah masyarakat Salatiga dalam beberapa pekan terakhir. 

BACA JUGA: Perbaikan Bangunan Sekolah Rusak di Blora Terancam Batal Imbas Efisiensi Anggaran

BACA JUGA: Inovasi MPP Digital di Batang, Terbitkan 100 Izin Praktik Tenaga Kesehatan Tanpa Tatap Muka

Oleh karena itu ia pun beranggapan sangat perlu diadakan Operasi Pasar gas LPG 3kg mengingat di Salatiga sendiri masih terjadi antrian panjang warga yang mencari demi kebutuhan usaha kecil atau pun rumah tangga.

Dikatakan Yasip Khasani, bahwa kelangkaan gas LPG 3 Kg tidak hanya terjadi di Salatiga namun juga dua daerah tetangga.

"Jadi, kelangkaan gas LPG 3 Kg itu tidak hanya terjadi di Salatiga saja tapi juga Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali," kata Yasip Khasani kepada wartawan di Pendopo Pemkot Salatiga, Jumat 14 Februari 2025. 

BACA JUGA: Kapolres Semarang Jadikan Jumat Curhat untuk Belanja Masalah

BACA JUGA: Tabung Gas Melon Meledak di Kudus, Hancurkan Rumah dan Bakar Lansia


Kelangkaan gas melon di tiga daerah ini terganggu karena adanya gangguan transportasi pasokan dari PT Pertamina langsung. Akibatnya, kuota untuk tiga daerah ini terlambat selama dua hari.

Dan saat ini, PT Pertamina sedang mengejar bagaimana mengupayakan ketertinggalan pasokan bagi tiga daerah ini, termasuk ke Kota Salatiga.

"Secara jumlah tidak masalah, hanya saja sedang diupayakan bagaimana masyarakat mendapatkan gas seperti sedia kala. Dan ini menjadi persoalan kita bersama yang harus kita selasai bersama," terangnya.

Sehingga, saat ini ada beberapa langkah-langkah yang tengah dilakukan. Salah satunya, akan segera diedarkan surat kepada para pihak terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: