Masih Ada Antrian Gas 3 Kg di Salatiga, Warga Minta Pemkot Turun Tagan

Masih Ada Antrian Gas 3 Kg di Salatiga, Warga Minta Pemkot Turun Tagan

MENGANTRI : Warga mengantri gas LPG 3Kg di Pangkalan Ari kawasan Argomulyo Salatiga, Kamis 13 Februari 2025. Foto : Nena Rna Basri--

SALATIGA, diswayjateng.id - Fakta di lapangan mengungkap jika masih ada antrian gas 3 kilogram (Kg) di Salatiga, Kamis 13 Februari 2025.

Itu berarti warga masih kesulitan untuk mendapatkan gas melon ini. Seperti terlihat di Pangkalan LPG Ari kawasan Argomulyo, Salatiga contohnya.

Sejak pagi, puluhan warga mengantri untuk bisa mendapatkan gas 3Kg. Bahkan tak jarang pekerjaan utama pun harus mengalah demi bisa mendapatkan gas 3Kg.

Bahkan, agar antrian tidak diserobot warga mengakalinya dengan meletakkan tabung gas LPG di depan pangkalan secara tertib. 

BACA JUGA: Banjir di Pantura, DPRD Desak Normalisasi Waduk Cacaban Kabupaten Tegal

BACA JUGA: BPBD Kabupaten Tegal Lanjutkan Operasi Pencarian Orang Hilang

Seperti diakui Poniman (65) warga Ngawen, Salatiga. Sedari pagi ia bersama istrinya bergantian untuk mengantri gas 3Kg.

"Tadi pagi saya yang ngantri. Sekarang gantian istri saya. Saya jaga warung, kalau tidak ada yang jaga repot juga," ungkap Poniman.

Poniman pun mengungkapkan jika ia telah berkeliling Kota Salatiga untuk mendapatkan satu tabung gas melon saja. 

BACA JUGA: Pemkab Pemalang Belum Terapkan Kebijakan Work From Anywhere untuk ASN

BACA JUGA: Peringatan HUT Perumda Air Minum Tirta Mulia Kabupaten Pemalang Semarak

"Saya sudah keliling ke berbagai warung dan pangkalan gak dapat. Bahkan tetangga yang jual 'ngempil' saja tidak boleh," ujar Poniman.

Hal senada disampaikan Tri, warga Canden. Ia sejak pagi mencari gas terpaksa ikut mengantri di Pangkalan LPG Ari kawasan Argomulyo ini.

"Saya berharap dapat normal kembali. Di warung juga mudah mendapatkan. Kalau seperti ini warga repot. Kami mohon Pemkot Salatiga untuk turun tangan mengatasi persoalan gas LPG 3Kg ini," pinta Tri. 

BACA JUGA: Residivis Pencuri Gas Elpiji di Solo Berhasil Diringkus Polisi Usai Beraksi di Empat Lokasi

BACA JUGA: Jasad Pria Hilang di Jembatan Jurug Ditemukan 700 Meter dari Lokasi Kejadian

Meski mendapatkan harga normal Rp18 ribu hingga Rp20 ribu per tabung gas, warga rela mengantri panjang hingga batas waktu yang tak pasti.

Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Kota Salatiga Kusuma Aji sebelumnya sempat di konfirmasi mengaku tidak ada kelangkaan gas LPG 3 Kg dk Salatiga.

"Tidak ada kelangkaan, hanua saja memang kuota bagi Salatiga berkurang karena ada kendala pengiriman yang terhambat dan itu menjadi kebijaksanaan PT Pertamina," sebut Kusama Aji. 

BACA JUGA: DPU Kota Semarang Mulai Perbaiki Jalan Berlubang, Akibat Tergenang Banjir

BACA JUGA: Angka Pernikahan Dini di Kabupaten Rembang Tinggi, Kemenag Ungkap Penyebabnya

Ditempat terpisah, Ketua Hiswanaigas Kota Salatiga Rudy ditemui di Tokonya UD Rakyat kawasan Blauran, Salatiga enggan memberikan komentarnya. Ia meminta wartawan untuk langsung ke Pangkalan.

Sebelumnya, perburuan gas 3Kg telah terjadi pekan lalu pasca pengumuman penjualan hanya bisa dilakukan tingkat Pangkalan.

Dan, meski Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar tingkat pengecer / sub pangkalan boleh menjual gas 3 Kg namun kenyataannya banyak pelaku usaha kecil menengah (UKM) tetap ditolak saat membeli. 

BACA JUGA: Laba Koperasi Polres Salatiga Meningkat: Tak Ada Lagi Anggota Berhubungan dengan Perbankkan

BACA JUGA: PMK Masih Mewabah, Pemkab Blora tetap Paksakan Buka Pasar Hewan

Seperti dialami pasangan suami istri Jumeri dan Tumini pedagang Lotek dan Gado-gado di kawasan Klasemen, Salatiga.

Bahkan meski keduanya telah berbekal surat keterangan dari Kelurahan yang menujukan benar-benar sebagai pedagang kecil ternyata tidak berpengaruh untuk bisa mendapatkan gas melon.

"Kami mengantongi surat dari Kelurahan yang menerangkan bahwa benar kami pedagang kecil yang benar-benar membutuhkan gas 3Kg, tapi pada kenyataannya kami tetap ditolak baik di pangkalan atau di warung-warung," kata pedagang gado-gado Jumeri warga Jalan Merak, RT 06 RW II, Klaseman, Kelurahan Mangunsari  Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. 

BACA JUGA: Dana Transfer Pemerintah Pusat ke Blora Berkurang Rp65 Miliar

BACA JUGA: Chapter 7 Program Wirausaha Pemuda Kabupaten Tegal

Didampingi istrinya, Jumeri menyebutkan dalam sehari ia dan sejumlah pedagang si Klasemen banyak yang libur karena sangking susahnya mendapatkan gas melon.

Rata-rata, ungkap dia, pedagang di kawasan Klasemen Salatiga adalah pelaku usaha rumahan yang sangat mengandalkan gas 3Kg.

"Hari Senin saya tidak jualan, karena tidak dapat gas sudah muter-muter seluruh Salatiga. Tetangga saya buat lontong, juga terpaksa tidak jualan meski siap bahan baku. Ada juga yang separoh matang lauk pauk, tapi karena gas habis dan tidak dapat ganti tidak jadi jualan," ucap Jumeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: