Tolak Pemangkasan Anggaran Pendidikan, Ratusan Mahasiswa UIN Segala Fakultas Blokade Depan DPRD Salatiga

MENYERUKAN : Sambil berjalan menuju Komplek DPRD Kota Salatiga ratusan mahasiswa UIN Salatiga membawa seruan keprihatinan penolakan pemangkasan anggaran pendidikan, Rabu 19 Desember 2025. Foto : Nena Rna Basri--
SALATIGA, diswayjateng.id - Ratusan mahasiswa dari Universitas Islam Salatiga (UIN) menggelar unjuk rasa (unras) serta memblokade Jalan Sukowati tepat di depan DPRD kota Salatiga, Rabu 19 Februari 2025.
Ratusan mahasiswa UIN ini membawa serta berbagai spanduk, baleho hingga stiker dan lembaran karton bertuliskan kecaman terjadinya pemangkasan anggaran pendidikan yang dilakukan Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabumi Raka.
Terlihat seluruh mahasiswa perwakilan Fakultas UIN berteriak menuntut penolakan pemangkasan anggaran pendidikan atas alasan efisien (anggaran) hingga dianggap menyengsarakan rakyat.
Peserta aksi ini diantaranya Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Salatiga, Himpunan Mahasiswa Program studi JMPA Komunikasi dan Penyiaran Islam, Himpunan Mahasiswa Program Studi Mahasiswa Fakultas Keguruan UIN Salatiga, dan masih banyak lagi.
BACA JUGA: Antisipasi Kericuhan Laga Persela Vs Persijap, Polisi Hadang Suporter Persijap
BACA JUGA: SDN Panggung 12 Tegal Raih Juara 2 Lomba Pesta Siaga Putri Tingkat Kota Tegal
Koordinator Aksi Riski Pirmansah sekaligus Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) UIN dalam orasinya mengatakan Pemerintah dianggap telah membuat 'bom waktu' dengan memangkas anggaran pendidikan.
"Pendidikan sangat penting bagi rakyat Indonesia, tapi mengapa justru anggaran pendidikan dipangkas demi menggaji stafsus Kepresidenan," ungkap dia.
Bahkan, pemangkasan pendidikan dilakukan di jaman Presiden Prabowo Subianto ini demi terselenggaranya makan siang gratis yang dianggap tidak berdasar serta tidak berpihak kepada masyarakat.
"Pendidikan, adalah hak semua warga negara. Pemangkasan anggaran pendidikan sangat berdampak bagi mahasiswa. Saya harap teman-temannya mahasiswa 1 komando menyuarakan keadilan, menyuarakan apa yang menjadi keresahan semua warga negara Indonesia," teriak perwakilan mahasiswa.
BACA JUGA: Tinjau Jalan Pantura Batang, Wamen PU Diana Kusumastuti Pastikan Perbaikan Selesai H-10 Lebaran 2025
BACA JUGA: Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang Pamit di Hadapan ASN, Harap Kota Magelang Jadi Lebih Baik
"Lawan-Lawan kebijakan sekarang juga," teriak ratusan mahasiswa lainnya.
Di tengah aksi, para mahasiswa UIN kompak menyerukan Sumpah Mahasiswa Indonesia sambil mengepalkan salah satu tangan ke atas.
Dengan seruan-seruan menolak pemangkasan anggaran pendidikan ini, para pengunjung rasa mengeluarkan pernyataan sikap dan tuntutan diantaranya pemerintah harus mengembalikan anggaran pendidikan ke jumlah semula dan menjadikan prioritas utama dalam pembanguan nasional, serta evaluasi mendalam terhadap program makan bergizi gratis dengan regulasi yang lebih ketat untuk memastikan efektivitas dan transparasi.
Selain itu, menolak revisi peraturan DPR No. 1 Tahun 2020 yang memberikan kewenangan berlebihan dalam evaluasi pejabat negara serta menuntut pemerintah memastikan kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan tidak mengorbankan sektor pendidikan serta Kesejahteraan Sosial.
BACA JUGA: BPBD Batang Salurkan Bantuan Rp191 Juta untuk 64 Rumah Rusak Karena Bencana
BACA JUGA: Jelang Ramadan, Disdag Kota Semarang Menjamin Harga dan Pasokan Kebutuhan Pangan Aman
"Jika tuntutan ini tidak dipenuhi kami siap melakukan aksi lebih besar lagi sebagai bentuk perjuangan mahasiswa dan membela hak-hak rakyat," demikian bunyi tuntutan yang diterta pula nama Penanggungjawab Aksi Riski Pirmansah.
Seluruh tuntutan ini kemudian diserahkan kepada DPRD Kota Salatiga sebagai kepanjangan tangan rakyat dan mahasiswa.
Sementara, puluhan personil Kepolisian berjaga di depan gerbang Komplek DPRD Kota Salatiga. Ara personil Kepolisian ini menjadi pagar betis agar mahasiswa tidak merangsek masuk ke dalam secara bersama-sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: