Mahasiswa PMII UIN Walisongo Gruduk DPRD Kota Semarang, Ini Tuntutan Mereka

Mahasiswa PMII UIN Walisongo menduduki halaman DPRD Kota Semarang di Balai Kota Semarang, Selasa, 18 Februari 2025--Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, diswayjateng.id - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UIN Walisongo mendatangi gedung Balai Kota Semarang untuk memberikan tuntutan akan keresahan terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran.
Sebanyak kurang lebih 350 mahasiswa yang mayoritas mengenakan kaos bewarna hitam dan jas almamater biru tersebut tiba di Balai Kota Semarang pada pukul 14.00 wib.
Mahasiswa akhirnya berhasil masuk ke area Balai Kota Semarang dan menduduki gedung DPRD Kota Semarang untuk membacakan 9 tuntutan akan keresahan kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 tersebut.
Mereka meminta masuk untuk ke dalam gedung DPRD Kota Semarang untuk membacakan tuntutan, yang sebelumnya terjadi aksi adu kekuatan antara petugas kepolisian dan mahasiswa di pintu pagar Balai Kota Semarang.
BACA JUGA: Ribuan Mahasiswa Semarang Gelar Aksi Demo di Depan Gedung DPRD Jawa tengah
BACA JUGA: Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM Diwarnai Aksi Dorong dengan Polisi
Sayangnya, aparat kepolisian yang berjaga menggunakan tameng berhasil menghalau upaya mahasiswa tersebut. Namun mereka terus-menerus melakukan perlawanan dengan mendobrak pintu gerbang.
"Saya pingin masuk, karena pembangunan gedung DPRD (Kota Semarang) itu pakai uang rakyat. Kalau kami tidak diizinkan masuk, kami tidak dianggap sebagai rakyat yang memiliki gedung tersebut," ujar Koordinator Lapangan, Friedrich Kamil, Selasa, 18 Februari 2025.
Aparat kepolisian yang berjaga kemudian sedikit melunak.
Mahasiswa PMII diperbolehkan masuk sampai halaman DPRD Kota Semarang, dan melakukan orasi secara bergantian.
Dalam orasinya tersebut, Kamil menolak akan efisiensi anggaran untuk sektor pendidikan.
Ia menilai,efisiensi anggaran hanya diperuntukan sebatas perjalanan dinas dan acara seremonial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: