Daya Beli Turun, Dampak Penghujan Harga Cabai Rawit Tembus Seratus Ribu
Pedagang cabai rawit di pasar bunder sragen--Mukhtarul Hafidh / diswayjateng.id
SRAGEN, diswayjateng.id - Dampak musim penghujan dan banjir beberapa waktu silam. Berdampak bagi para pedagang cabai di Pasar Bunder Sragen memilih menurunkan stok barang antara 50%-70% lantaran harga cabai rawit merah naik sampai tembus Rp100.000 per kg.
Menurunnya stok barang cabai rawit merah itu disebabkan daya beli masyarakat terhadap cabai rawit merah di Pasar Bunder menurun.
Salah seorang pedagang cabai di Pasar Bunder Sragen, Supriyanto mengungkapkan harga kulakan cabai rawit merah dari Banyuwangi senilai Rp85.000 per kg sedangkan cabai dari Pare dan Kediri lebih mahal senilai Rp90.000 per kg. Dari harga itu, kata dia, khusus untuk cabai original mencapai Rp100.000 per kg. Untuk harga jualnya, ujar dia, hanya selisih margin Rp5.000 per kg.
"Hampir semua pasar butuh cabai, barang terbatas dan banyak petani di Jawa Timur yang gagal panen gara-gara terkena banjir. Mau tidak mau pedagang mengikuti harga yang dipasang petani karena yang bikin harga itu kan petani," jelas dia.
Supriyanto menyampaikan pedagang di pasar mengambil untung Rp2.000 per kg sudah cukup. Sementara pasokan cabai dari Banyuwangi hanya Rp80.000/kg akantetapi yang rusak banyak sehingga harganya bisa naik sampai Rp90.000/kg.
"Stok cabai itu tergantung petikan cabai di tingkat petani. Kalau petiknya sedikit, maka barang sedikit dan otomatis harga melejit naik. Pada 1 Januari 2025 harga cabai paling tinggi di harga Rp110.000 per kg dan sampai sekarang masih bertahan di harga Rp100.000 per kg. Harga segitu pasti kualitasnya bagus. Untuk mensiasati cabai rawit merah original dioplos dengan cabai rawit putih sehingga harga jatuhnya lebih murah, yakni Rp70.000 per kg," imbuhnya.
Disisi lain, efek dari peningkatan harga cabai banyak pembeli lebih jeli dan bisa membedakan mana yang original dan mana yang oplosan.
"Para pembeli pun hanya mampu membeli sedikit karena harganya mahal. Daya beli yang turun itu, berdampak pada stok barang yang juga ikut turun sampai 50%. Saat normal, dia bisa menghabiskan 1,5 ton untuk dua hari namun sekarang dengan harga tinggi hanya bisa menghabiskan 7 kuintal untuk dua hari," ujarnya.
Disampaikan, Supriyanto untuk komoditas cabai lainnya cenderung turun, seperti cabai kriting turun dari Rp70.000 per kg menjadi Rp50.000 per kg. Kemudian untuk jenis cabai merah besar sebelumnya Rp45.000 per kg turun jadi Rp40.000 per kg. Penurunan harga itu terjadi setelah Tahun Baru. Sedangkan cabai hijau lalap cenderung naik dari Rp30.000 per kg menjadi Rp55.000 per kg dan cabai rawit putih naik dari harga Rp28.000 per kg menjadi Rp35.000 per kg.
"Peningkatan harga cabai rawit dimungkinkan terus naik selama beberapa bulan ke depan karena petikan cabainya semakin menipis," jelasnya.
Sementara itu, Pengawas Pedagangan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Kunto Widyastuti, menyampaikan harga cabai yang meroket itu akan menjadi penyumbang inflasi di Sragen.
Kunto menilai naiknya harga cabai rawit merah dinilai masih normatif karena kenaikan harga juga terjadi di daerah lain. Harga cabai naik itu disebabkan kondisi musim dan di daerah sentra cabai belum panen raya.
"Kalau cabai dengan kualitas super, tentu harganya bisa tembus Rp100.000 per kg," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: