Wali Kota Salatiga Pertimbangan Nama Tokoh Penting untuk Penamaan RSUD Salatiga

Wali Kota Salatiga Pertimbangan Nama Tokoh Penting untuk Penamaan RSUD Salatiga

PEMBUKAAN : Wali Kota salatiga Robby Hernawan saat pembukaan FKP di RSUD Kota Salatiga bersama Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit, di Aula RSUD, Rabu 30 April 2025. Foto : Ist/ Nena Rna Basri--

SALATIGA, diswayjateng.id - Wali Kota salatiga Robby Hernawan menyebutkan nama-nama tokoh penting tengah dipertimbangkan sebagai representasi dari perjalanan dan jasa di penamaan RSUD Salatiga.

Hal ini disampaikan Robby Hernawan dalam Forum Konsultasi Publik (FKP) tentang Layanan Kesehatan, Nama dan Hari Jadi RSUD Kota Salatiga yang berlangsung di Aula RSUD, Rabu 30 April 2025.

Dalam kesempatan itu, management RSUD Salatiga tidak hanya Wali Kota dan Ketua DPRD Dance Ishak Palit serta Sekretaris Daerah Wuri Pudjiastuti.

Tapi juga Camat, Lurah, Ketua LPMK, tokoh agama, wartawan serta akadenisi untuk terus memberikan dukungan kepada RSUD Kota Salatiga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

BACA JUGA: Empat Pengusaha Tambang Masih Nunggak Pajak, BPPKAD Grobogan Libatkan Kejaksaan

BACA JUGA: Antisipasi Karhutla Musim Kemarau, KPH Purwodadi Sinergi Bersama Damkar Grobogan

Ia menyebutkan nama dr. Soebarkat dinilai dalam bidang kesehatan masyarakat berperan penting.

Sain itu, nama Damarjati dan Raden Patah juga dipertimbangkan sebagai tokoh sejarah Kota Salatiga yang juga sudah dikenal masyarakat.

Usulan nama Sida Dewi oleh tim dari UKSW juga menjadi masukan dalam pemilihan nama

"Proses ini bertujuan menciptakan kesinambungan antara nama, sejarah, dan penerimaan masyarakat terhadap rumah sakit tersebut," ungkapnya. 

BACA JUGA: Serap Hasil Panenan Tebu 4 Mitra, Perhutani KPH Purwodadi Kerja Sama dengan PT GMM Blora

BACA JUGA: Di Hadapan Komisi II DPR, Ahmad Luthfi Beberkan Konsep Pembangunan Jateng Selama 5 Tahun ke Depan

Lebih jauh ia menerangkan, penamaan RSUD Salatiga tidak hanya sekadar semangat untuk memberi identitas, tetapi juga harus berakar pada konteks kesehatan dan sejarah daerah tersebut.

Dan pemilihan nama ini tidak perlu mendepankan keistimewa masing-masing. Namun menurut dia, lebih memenangkan bagaimana masyarakat itu bisa menerima.

"Bagaimana nama yang kita carikan bisa menjadi simbul pelayan kesehatan kepada masyarakat," jelas Robby.

Dengan mengaitkan nama-nama historis dan tokoh kesehatan, ada harapan untuk menciptakan ikatan emosional antara institusi dan masyarakat yang dilayaninya, dan hal itu menciptakan rasa kepemilikan dan keterikatan dari masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang ada.

BACA JUGA: Relawan Alap-Alap Jokowi Polisikan Sejumlah Tokoh Terkait Dugaan Fitnah Ijazah Palsu

BACA JUGA: Agenda May Day 2025, Jalan Sehat dan Orasi Sampaikan Aspirasi di Sport Center Demak

Menurut Robby, konsep pemberian nama rumah sakit di Salatiga harus tematik dan relevan dengan aspek kesehatan maupun sejarah di Kota Salatiga.

Dalam kesempatan itu, Robby Hernawan turut mengapresiasi management RSUD Salatiga karena terus melakukan perbaikan demi perbaikan guna memenuhi harapan masyarakat meskipun telah menerima penghargaan tertinggi.

"Tidak semua rumah sakit memperolehnya yakni Akreditasi Paripurna, tetapi masih melakukan perbaikan demi perbaikan guna memenuhi harapan masyarakat meskipun telah menerima penghargaan tertinggi," imbuhnya.

Selain melalui penyelenggaraan FKP, RSUD juga telah merespon cepat hasil inspeksi mendadak yang dilakukannya pada 9 April lalu, terutama dalam aspek peningkatan pelayanan poliklinik.

BACA JUGA: Polda Jateng Gelar Tactical Floor Game untuk Pastikan Kesiapan Pengamanan May Day 2025

BACA JUGA: Jelang Idul Adha, Peserta Pelatihan Juru Sembelih Halal di Kota Tegal Membludak

Selanjutnya, RSUD juga harus aktif mempromosikan layanan atau inovasi yang telah dikerjakan. Sebab, sebaik apapun layanan yang diberikan, tidak akan ada artinya jika tidak tersampaikan dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.

Robby mengajak management RSUD Salatiga untuk mempertahankan yang sudah baik dan meningkatkan elemen-elemen yang masih perlu untuk dibenahi.

Termasuk, memanfaatkan kegiatan FKP sebagai momentum untuk me-review optimalisasi peran RSUD selama ini.

"Perkuat komitmen untuk selalu memberikan yang terbaik, tidak hanya sesuai standar operasional prosedur rumah sakit, tetapi juga sesuai standar kepuasan masyarakat," tandasnya.

BACA JUGA: Operasi Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal, Tim Gabungan Kembali Temukan 5.480 Batang Rokok Ilegal

BACA JUGA: Pemindahan Pasar Pagi Salatiga, Ketua DPRD: Apakah Pemkot Bertanggungjawab Penurunan Perputaran Ekonomi

Sementara, Direktur RSUD Kota Salatiga, dr. Riani Isyana Pramasanthi mengungkapkan, penyelenggara pelayanan publik wajib mengikut sertakan masyarakat dalam usaha membangun sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang adil, transparan, dan akuntabel.

"Pada kesempatan ini kami juga akan menyampaikan hasil penelitian sejarah berdirinya RSUD Kota Salatiga oleh tim peneliti dari Universitas Kristen Satya Wacana serta bermaksud meminta pendapat serta usulan mengenai nama dan tanggal lahir berdirinya RSUD Kota Salatiga," ucap Riani Isyana Pramasanthi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: