Wali Kota Harapkan Ada Industri Pengolahan Sampah di Salatiga

MENJELASKAN : Kepala UPTD TPA dan TPS pada Dinas Lingkungan Hidup, Ika Petra saat menjelaskan pengelolaan sampah di Salatiga kepada Wali Kota Salatiga Robby Hernawan. Foto : ist/Nena Rna Basri--
SALATIGA, diswayjateng.id - Wali Kota Salatiga Robby Hernawan berharap, ke depan bisa ada industri pengolahan sampah di Salatiga.
Harapan ini disampaikan Wali Kota meninjau Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Ngronggo dan TPS 3R Ngronggo, di Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Senin 14 April 2025.
Turut mendampingi, Ketua TP PKK Salatiga Retno Robby Hernawan, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pramushinta, Kepala UPTD TPA dan TPS pada Dinas Lingkungan Hidup, Ika Petra beserta staff.
Selama ini Pemkot Salatiga mengelola sampah menjadi kompos. Dan kedudukan pupuk kompos sebetulnya menjadi primadona karena sejalan dengan program pemerintah pusat yang menggalakkan produksi pupuk organik yaitu pupuk kompos dibanding pupuk kimia.
BACA JUGA: Pasang Target Lolos ke Swedia, ASTI Kudus Incar Juara Barati Cup Internasional East Java 2025
BACA JUGA: Atasi Masalah Sampah, Gubernur Jateng Inisiasi Pembangunan Zonasi TPST Regional
"Yang menjadi masalah saat ini adalah penyaluran atau pemasaran setelah jadi kompos itu mau dikemanakan," ungkap Robby.
Karena, menurut dia, saat ini memang masih perlu pemahaman atau edukasi kepada para petani untuk bisa memanfaatkan pupuk kompos yang memiliki efek lebih bagus, aman dikonsumsi masyarakat, ekonomi dan murah.
"Kita bisa kasihkan gratis dulu kan untuk ini ke petani. Kecuali nanti kalau sudah kita berproduksi dalam skala besar, itu ada profit dan sebagainya, itu beda lagi. Jadi pupuk kompos itu pupuk yang ramah lingkungan," terang Robby.
BACA JUGA: 110 Warga Klaten Diduga Keracunan Usai Halal Bihalal, Satu Orang Meninggal Dunia
BACA JUGA: 19 Rumah Dinas di Semarang Mangkrak, Lurah Bojongsalaman Minta 2 Instansi Urus Asetnya
Sehingga, sampah bukan menjadi sesuatu yang terbuang tapi bermanfaat jadi PAD. Ia juga beranggapan, sampah akan menjadi sumber daya alam dan menjadi emasnya kota.
"Kita nggak punya bahan tambang, kita punya sampah yang bisa dirubah jadi aset. Sehingga sampah organik yang sudah dihancurkan, itu diolah menjadi pupuk kompos dan sebagainya. Dan plastik dikumpulkan untuk nanti diproses lebih lanjut. Bisa menjadi bahan bakar, bahan bangunan dan sebagainya," terangnya.
Tinjauan Robby berlanjut ke TPS 3R Nrgonggo. Di tempat ini, Robby melihat langsung alat pemilahan sampah.
TPS 3R merupakan tempat sampah yang berasal dari masyarakat, yang kemudian memilah sampah plastik dan sampah organik.
BACA JUGA: Membanggakan, Mahasiswa TMU Lolos Seleksi Nasional di Womenspirasi Summit 2025
BACA JUGA: Gubernur Jateng Siapkan Role Model Pendampingan dan Pelatihan untuk Pekerja Migran Asal Jawa Tengah
Selain pemanfaatannya menjadi pupuk kompos, sampah organik juga bisa dijadikan media untuk produksi magot sebagai alternatif pakan ternak sapi.
"anti kita mau tidak mau, suka tidak suka harus membangun industri sampah di sini yang akan mengolah sampah plastik maupun sampah organik menjadi suatu produk yang berguna," tambahnya.
Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Salatiga Retno Robby Hernawan
mengaku berkewajiban meneruskan mandatori Wali Kota untuk membangun masyarakat menciptakan lingkungan yang sehat, bebas polusi dan sampah.
BACA JUGA: Kasus Lakalantas Lebaran Melonjak, Meski Sudah Dimaksimalkan Dishub Sragen Melalui ATCS
BACA JUGA: Lurah Kauman Patroli Tengah Malam Cegah Pembuangan Sampah Sembarangan di Lingkungannya
Melalui PKK, ia mengajak semua tim penggerak untuk mengedukasi masyarakat tentang pemilahan sampah di tingkat rumah tangga. Dan hal itu akan tercipta jika ada keterlibatan semua lapisan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: