Angkat Akulturasi Budaya, Sekolah Gratis Kuncup Melati Bagikan Lontong Opor pada Perayaan Cap Go Meh
![Angkat Akulturasi Budaya, Sekolah Gratis Kuncup Melati Bagikan Lontong Opor pada Perayaan Cap Go Meh](https://jateng.disway.id/upload/0223d0fd54204e92e04773880c938cd9.jpg)
Para siswa Sekolah Gratis Kuncup Melati menikmati lontong opor pada perayaan Cap Go Meh, Rabu, 12 Februari 2025--Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, diswayjateng.id - Sebanyak 250 porsi lontong opor dibagikan kepada murid, orang tua dan seluruh karyawan Sekolah Gratis Kuncup Melati dalam merayakan Cap Go Meh.
Cap Go Meh dirayakan setiap 15 hari setelah perayaan tahun baru Imlek dengan menyuguhkan makanan tradisi lontong opor.
Menurut Ketua Yayasan Khong Kauw Hwee, Wong Aman Gautama Wangsa, lontong opor ini merupakan bentuk kebersamaan dengan akulturasi buadaya nusantara.
"Lontong opor ini merupakan akulturasi budaya dari Jawa, Arab dan Tionghoa yang menggunakan bumbu rempah-rempah seperti tapilogo, kayu manis, aping dan lauk lodeh, rebung dan ampela ati," ungkapnya, Rabu, 12 Februari 2025 di Sekolah Gratis Kuncup Melati, jalan Gang Lombok, Pecinan, Kota Semarang.
BACA JUGA: Jelang Imlek, Kue Keranjang Dibagikan ke 170 Pelajar Sekolah Kuncup Melati
BACA JUGA: Festival Kuliner Cap Go Meh Solo Terapkan Sekat Tenant Halal dan Non-Halal
Wong menceritakan, awal mula tercetusnya makanan itu pada zaman majapahit dan opor pada zaman mataram.
"Lontong sendiri tersecut pada zaman Majapahit, sedangkan opor muncul pada zaman Mataram, sehingga dengan perkembangan zaman menjadi sebuah alkutulrasi keberagaman dari Jawa, Arab dan Tionghoa munculah lontong opor," jelasnya.
Tradisi longtong opor Cap Go Meh di Sekolah Gratis Kuncup melati sendiri sudah berlangsung selama 15 tahun, dan selalu diselenggarakan setiap tahunnya.
"Pembagian lontong Cap Go Meh sendiri setiap tahun selalu kita selenggarakan, dimana pada sebelum tahun baru Imlek, kita bagikan kue keranjang setiap anak mendapatkan 2 kue kerangjang,"ujarnya.
Wong menambahkan, lontong opor ini dimasak sendiri oleh orang tua murid.
"Kita cateringnya dari orang tua murid sendiri, jadi kebetulan mereka pelaku UMKM sehingga kita berdayakan untuk memasak lontong opor tersebut,"ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: