Mahasiswa Kreatif UMK Ciptakan Alat Deteksi Banjir, Diklaim Efektif Sebagai Mitigasi Bencana di Kudus

Mahasiswa Kreatif UMK Ciptakan Alat Deteksi Banjir,  Diklaim Efektif Sebagai Mitigasi Bencana di Kudus

Mahasiswa kreatif Universitas Kudus ciptakan alat deteksi banjir sebagai mitigasi bencana di Kudus--

KUDUS, diswayjateng.com - Inovasi luar biasa diciptakan oleh sejumlah mahasiswa kreatif Universitas Muria KUDUS (UMK). Mereka menciptakan alat Early Warning System (EWS) untuk mendeteksi dini banjir. 

Karya kreatif mahasiswa UMK ini dipasang dipasang di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Pemilihan desa tersebut, sebab wilayah itu merupakan langganan terjadi banjir tiap tahunnya. 

Selama dua bulan mereka merancang alat tersebut. Inovasi pendeteksi banjir ini diciptakan empat orang mahasiswa UMK, yakni Nor Amir Mahmud, Dilan Maulana, Julianto Cahyono, dan Bima Anggara.

Dalam proses merancang alat EWS pendeteksi banjir, mereka juga mendapat bimbingan dari sejumlah dosen kampus setempat. 

Setelah selesai dirancang, alat tersebut siap untuk dipasang di bantaran Sungai Wulan yang alirannya melintas di Desa Setrokalangan. Sungai tersebut disinyalir menjadi biang terjadinya banjir di Kabupaten Kudus.

“Alat EWS ini untuk memitigasi banjir, sehingga warga bisa waspada,” ujar salah seorang mahasiswa perancang EWS, Bima Anggara saat ditemui di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. 

Bima yang juga mahasiswa teknik elektro UMK menjelaskan, sistem kerja alat tersebut mengandalkan hasil identifikasi dari sensor ultrasonik yang dipasang di Sungai Wulan. 

"Sensor tersebut akan otomatis memberikan informasi terbaru terkait kondisi debit air sungai, " terang Bima. 

Di saat permukaan air sungai berjarak kurang dari satu meter dari sensor, kata Bima, maka sensor akan bekerja dan mengirim sinyal pada sebuah kotak logam.

"Sinyal ini kemudian diteruskan menjadi sebuah suara sirine yang berderit. Dari sini warga bisa waspada saat suara sirine tersebut berbunyi. Artinya saat itu debit air sungai sedang tinggi dan berpotensi terjadi banjir, " papar Bima. 

Tidak sekadar suara sirine sebagai penanda bahaya bakal terjadinya banjir. Notifikasi akan kondisi bahaya banjir juga disebarkan kepada warga sekitar melalui saluran telegram. 

"Warga bisa mengakses kondisi terkini debit air sungai melalui laman setrokalangan.com, " imbuh Bima. 

Karya Penelitian Hibah Kemendiktitek

Sementara itu, Wakil Rektor III UMK Prof Sugeng Slamet menjelaskan, inovasi alat pendeteksi dini banjir yang kini dikembangkan bersama mahasiswa itu, merupakan buah dari hibah dari Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi. 

Pemilihan pembuatan alat pendeteksi dini banjir untuk dikembangkan, kata Slamet, sebab di sejumlah wilayah di Kudus merupakan daerah rawan banjir. Salah satu di antaranya di Desa Setrokalangan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait