Napak Tilas Laku KHR Asnawi ke 68 Tahun, Perjuangan Berat Ulama Besar Kudus Ajarkan Syiar Islam
Bupati Kudus melepas kirab Napak Tilas Laku KHR Asnawi ulama besar asal Kota Kudus. --
KUDUS, diswayjateng.com- Rangkaian Napak Tilas Laku KHR Asnawi dalam Haul ke-68 ulama besar asal Kota KUDUS berlangsung khidmat dan sarat makna.
Mengusung tema “Suluh Peradaban: Mulat Ngelmu lan Laku”, prosesi napak tilas dilepas Bupati Kudus Sam’ani Intakoris dari Pondok pesantren Bendan yang lokasinya tak jauh dari Masjid dan Makam Sunan Kudus.
Agenda napak tilas ini. menjadi media refleksi atas nilai ilmu, keteladanan dan keteguhan laku yang diwariskan KHR Asnawi.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, napak tilas kali ini lebih menekankan pemaknaan mendalam atas perjalanan dakwah sang ulama besar asal Kudus.
Ribuan santri santriwati, ustad dan warga Nahdlatul Ulama Kudus, berjalan kaki dari Pondok Bendan menuju Masjid dan Makam Sunan Muria sebagai titik akhir perjalanan. Selanjutnya digelar ngaji Kitab Pelanggerane Sholat di masjid yang berada di Gunung Muria itu.
Bupati Sam’ani Intakoris menegaskan. napak tilas bukan sekadar tradisi tahunan saja. Melainkan sarana menyambungkan generasi muda dengan keteladanan ulama besar Kudus.
“Napak tilas ini menjadi ruang untuk mengenang laku beliau (KHR Asnawi) yang penuh keteguhan. Anak-anak muda dapat meneladani kesungguhan Mbah Asnawi dalam menuntut dan mengamalkan ilmu,” ujar Samani.
Menurut Sam’ani, kegiatan tersebut juga memiliki nilai budaya dan potensi wisata religi yang perlu dijaga keberlanjutannya.
“Selain bernilai sejarah, ini merupakan aset budaya dan spiritual yang harus kita pelihara bersama,” imbuh Samani. 
Ribuan santri santriwati ustad dan warga Nahdlatul Ulama Kudus berjalan kaki napak tilas laku KHR Asnawi--
Beratnya Perjuangan Ulama
Sementara itu, cicit KHR Asnawi, KH Khafid Asnawi menambahkan, prosesi napak tilas menjadi simbol beratnya perjuangan sang ulama dalam menyebarkan ilmu agama Islam di Kudus kala itu.
Perjalanan dari Pondok Bendan menuju kawasan Gunung Muria, kata Khafid Asnawi, mencerminkan ketekunan dan kesungguhan dakwah yang patut diteladani para santri.
“Dulu Mbah Asnawi berjalan jauh untuk mengajar masyarakat Gunung Muria. Perjuangannya tidak mudah dan penuh tantangan. Napak tilas ini untuk menyemangati para santri agar memahami dan meneladani laku tersebut,” ungkapnya.
Khafid berharap napak tilas menjadi pengingat bahwa menuntut ilmu membutuhkan kesabaran dan keteguhan. Selain itu, kesiapan menempuh berbagai medan perjuangan demi kemaslahatan umat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: