Jalur Silayur Semarang Rawan Maut, Pemkot Dorong Manajemen Waktu Truk Besar
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kota Semarang, Budi Prakosa, menilai manajemen lalu lintas dan uji kelayakan kendaraan berat menjadi kunci pengurangan fatalitas.-Dok pemkot semarang-Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, Diswayjateng.com — Ruas Jalan Prof Hamka, tepatnya di kawasan Silayur, Kecamatan Ngaliyan, Kota SEMARANG, dikenal sebagai salah satu jalur rawan kecelakaan lalu lintas. Kontur jalan yang didominasi tanjakan dan turunan curam kerap menjadi lokasi insiden, terutama yang melibatkan kendaraan berat.
Jalur tersebut sering dilalui truk bertonase besar. Dalam sejumlah kejadian, kecelakaan di kawasan ini bahkan menimbulkan korban jiwa, sehingga perlu penanganan serius dari pemerintah daerah.
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kota Semarang, Budi Prakosa, menyebut pengurangan risiko kecelakaan di Silayur perlu dilakukan melalui penerapan manajemen lalu lintas serta pengaturan waktu operasional kendaraan besar.
Menurutnya, langkah tersebut penting untuk memitigasi risiko sekaligus menekan tingkat fatalitas kecelakaan.
BACA JUGA:Istri TNI Pemilik SPPG di Kabupaten Semarang Laporkan Dugaan Pencemaran Nama Baik ke Polres Salatiga
“Namanya kendaraan besar, bergeraknya harus dengan managemen waktu untuk meminimalkan risiko fatalitas, jadi fatalitas bisa lebih rendah,” kata Budi Prakosa, Selasa, 16 Desember 2025.
Selain pengaturan lalu lintas, Budi juga menekankan pentingnya pemeriksaan kelayakan kendaraan melalui uji KIR secara rutin bagi kendaraan yang melintasi jalur tersebut. Pemeriksaan ini dinilai mampu mengidentifikasi usia dan kondisi kendaraan yang sangat berpengaruh terhadap performa saat melewati tanjakan maupun turunan.
“Kalau managemen resiko sudah dipertimbangkan semuanya maka InsyaAllah bencana kecelakaan bisa kita tekan, kalau dihilangkan tidak tahu bisa hilang atau tidak,” ujarnya.
Lebih lanjut, Budi menilai penerapan manajemen lalu lintas seharusnya dapat diberlakukan secara konsisten, khususnya di ruas jalan dengan tingkat kecuraman tinggi seperti Silayur, guna menekan angka kecelakaan.
Ia menambahkan, jalur dengan karakteristik serupa sebenarnya tidak hanya berada di Silayur. Beberapa kawasan lain di Kota Semarang memiliki medan yang sama, namun tingkat kecelakaannya relatif lebih rendah karena pengelolaan lalu lintas yang lebih baik.
“Kalau jalur yang punya kecuraman panjang tidak hanya Silayur, ada Banyumanik jalur nasional kan banyak. Makanya ini harus dijaga benar managemen traffic-nya agar kecelakaan berkurang,” pungkasnya.(sul)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: