Plafon Kelas SDN Jatingaleh 01 Runtuh, Lima Siswa dan Satu Guru Terluka
Plafon kelas 6B SD Negeri Jatingaleh 01 ambrol pada Kamis 11 Desember 2025 pagi. Dinas Pendidikan Kota Semarang akan lakukan perbaikan pafa Januari 2026.-wayu sulistiyawan-Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, Diswayjateng.com — Plafon ruang kelas 6B SD Negeri Jatingaleh 01, Kota SEMARANG, runtuh sesaat sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai pada Kamis pagi, 11 Desember 2025. Akibatnya, lima siswa dan satu guru terluka.
Insiden terjadi sekitar pukul 07.00 WIB ketika para siswa sudah berada di dalam kelas lantai dua tersebut sebelum mengikuti kegiatan kemah sekolah.
Material plafon berbahan gipsum yang terpasang pada rangka baja ringan sejak 2021 itu tiba-tiba jatuh dan menimpa beberapa siswa serta satu guru. Peristiwa ini merupakan kejadian kedua setelah kerusakan serupa juga terjadi pada Desember tahun lalu.
Kepala SDN Jatingaleh 01, Sutikno Jati, menjelaskan bahwa tim dari Dinas Pendidikan langsung melakukan pengecekan begitu laporan diterima. Evaluasi awal menyebutkan kerusakan disebabkan material plafon yang melemah akibat cuaca lembap pada musim hujan.
“Kemarin dari dinas sudah langsung turun. Evaluasi dan analisa dilakukan, dan diketahui plafon berbahan gypsum melemah karena kondisi lembap,” ujar Sutikno, Jumat 12 Desember 2025.
Ia menambahkan bahwa perbaikan menyeluruh sudah masuk dalam rencana kerja Dinas Pendidikan pada awal tahun.
“Perencanaan perbaikan masuk agenda Januari 2026,” imbuhnya.
Sutikno mengungkapkan bahwa kejadian ini bukan yang pertama. Pada Desember 2023, plafon ruang kelas 6C juga mengalami kerusakan dan perbaikannya ditangani menggunakan anggaran sekolah.
“Yang kelas 6C itu pernah dua tahun lalu. Waktu itu kami perbaiki sendiri karena masih ada anggaran,” jelasnya.
Melihat kondisi beberapa ruang lain yang memakai material serupa, dinas berencana melakukan perbaikan bersamaan untuk ruang 6A, 6B, dan sejumlah kelas lain termasuk kelas 4.
Menurut Sutikno, faktor utama yang memicu ambrolnya plafon adalah tingginya kelembapan pada musim hujan.
“Gypsum kalau kena lembap itu mudah melemah. Kemungkinan beban air hujan membuat dayanya tidak kuat,” katanya.
Pihak sekolah telah melaporkan seluruh kondisi plafon yang dinilai berisiko kepada dinas. Ruangan yang paling rawan akan diprioritaskan dalam perbaikan.
“Sudah kami laporkan semua. Dinas juga sudah menyampaikan rencana pembenahan supaya tidak terjadi lagi,” tutur Sutikno.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: