DISWAYJATENG, SLAWI – Sebanyak 7 rumah warga di RT 14 RW 03 Desa Dukuhsembung, Kecamatan Pangkah terancam longsor. Rumah itu berada di tebing Sungai Gung. Saat ini, jarak rumah dengan bibir sungai hanya menyisakan 2 meter.
"Kondisinya memang sangat mengkhawatirkan. Jarak dari sungai hanya dua meter. Rawan longsor," kata Ketua RT 14 RW 03 Desa Dukuhsembung Sunus.
BACA JUGA:Guru Swasta di Kota Tegal Dianjurkan Isi Sasaran Kinerja Pegawai
Sejauh ini, Sunus mengaku sudah melaporkan kondisi itu ke pemerintah desa setempat. Bahkan, setiap Musrenbangdes, pihaknya selalu mengusulkan pembangunan bronjong di tebing sungai tersebut.
Hanya saja, usulannya belum direalisasi lantaran Sungai Gung merupakan kewenangan Pemprov Jateng.
"Padahal kondisinya sudah parah. Kalau pas hujan, aliran sungai sangat deras. Sehingga tebing di belakang rumah warga selalu tergerus," ujarnya.
BACA JUGA:Angka Kehilangan Air Ditekan 4 Persen di Perumda Air Minum Tirta Bahari
Sunus berharap, tebing Sungai Gung yang berada di belakang rumah warganya itu supaya secepatnya dibangung bronjong. Setidaknya, bronjong dibangun sepanjang 200 meter dengan tinggi sekitar 15 meter.
"Tahun kemarin sudah ada dua rumah yang pondasinya roboh karena tergerus sungai. Karena itulah, kami sangat berharap agar secepatnya dibangun bronjong," ucapnya.
Suhendro, 38, salah satu warga RT 14 RW 03 Dukuh Jetak mengaku khawatir karena jarak rumahnya dengan bibir Sungai Gung sudah sangat dekat.
BACA JUGA:OPD di Kota Tegal Wajib Gunakan Aplikasi Srikandi
Selama 20 tahun terakhir, lahan perkebunan di belakang rumahnya sudah tergerus sekitar 4 meter.
"Dulu jarak rumah saya dengan sungai sekitar enam meter, tapi sekarang cuma sisa dua meter," tuturnya.
Rumah Suhendro memang lokasinya sangat rawan karena berada di tikungan aliran sungai. Semula, di belakang rumahnya merupakan kebun pohon bambu. Namun sekarang sudah habis lantaran tergerus aliran sungai.
BACA JUGA:Satbinmas Polres Tegal Beri Pemahaman kepada Pemilik Bengkel Sepeda Motor