Hampir 80 Hektar Persawahan di Tugu Kekeringan, Wamendagri Tinjau Irigasi Dampak Normalisasi Sungai Beringin

Hampir 80 Hektar Persawahan di Tugu Kekeringan, Wamendagri Tinjau Irigasi Dampak Normalisasi Sungai Beringin

Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya (depan) bersama Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meninjau lokasi persawahan yang mengalami kekeringan akibat normalisasi sungai Beringin, di Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Sela--Wahyu Sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto melakukan observasi di beberapa titik lokasi irigasi sawah yang terkena dampak normalisasi sungai Beringin. 

Normalisasi yang seharusnya bertujuan untuk menanggulangi banjir dari sungai Beringin justru membuat kawasan persawahan yang berada di Mangkang Wetan dan Mangunharjo, Kecamatan Tugu. 

Luas persawahan yang terdampak kekeringan akibat normalisasi sungai Beringin ini mencapai total 80 hektar, yang terdiri dari Kelurahan Mangkang Wetan 40 hektar dan Mangunharjo 40 hektar. 

Menyanggapi hal tersebut, Wamendagri, Bima Arya Sugiarto secara langsung melihat titik-titik yang diusulkan untuk dilakukan perbaikan irigasinya. 

BACA JUGA:  Pemkot Semarang dan PGN Cetak Sawah 20 Hektare Untuk Budidaya Padi Biosalin di Pesisir

BACA JUGA:  Hidupkan Eks Lahan Rob Pekalongan, BI Tegal Ujicoba Padi Biosalin di Degayu

"Ini satu contoh di masa lalu bahwa paradigmanya berbeda. Jadi ada kebutuhan untuk mengatasi banjir tapi kemudian berdampak pada saluran irigasi pertanian yang menyebabkan airnya berkurang bahkan mati. Sehingga selama tiga tahun terakhir menurut laporan petani mereka tidak lagi panen," kata Bima, Selasa, 31 Desember 2024. 

Bima Arya kemudian meminta Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu untuk melakukan pengecekan dan memastikan agar usulan ke Kemenko Pangan dan Kementan sudah masuk. 

"Saya minta dicek, dipastikan, usulan ini masuk di tahun depan, karena ada 2 juta hektar yang sudah diverifikasi oleh Kemenko Pangan dan Kementan untuk dibangun tahun depan. Seharusnya ini masuk untuk dibuatkan check dam sehingga banjir bisa kita kendalikan, sementara air bisa kita salurkan ke irigasi sekunder dan tersier," ujarnya. 

Dengan adanya check dam tersebut, ia berharap paling tidak para petani bisa panen tiga kali dalam satu tahun. 

"Kami berharap betul petani dalam satu tahun bisa tiga kali panen dan satu hektar diatas 6 ton, yang pastinya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan tapi juga bisa dibeli oleh Bulog. Saya rasa ini penting untuk penguatan swa sembada pangan di Jawa Tengah," paparnya. 

Dirinya memastikan agar usulan bisa dicek kembali dan dipastikan agar bisa terealisasikan pada 2025 mendatang. 

"Kalau dari Kemenko Pangan anggarannya sekitar Rp 22 triliun untuk perbaikan irigasi seluruh Indonesia 2juta hektar. Total estimasi memang sekitar 3juta untuk kebutuhannya namun setelah diverifikasi biar bisa fokus untuk peningkatan kapasitas produksi padi itu ya sekitar 2juta tadi," terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: