Mengenal Rumah Adat Khas Jawa Tengah dan Makna Filosofinya
Mengenal Rumah Adat Khas Jawa Tengah dan Makna Filosofinya-Tangkapan layar diswayjateng.id-
Rumah adat berikutnya yang juga menarik adalah rumah Panggang Pe. Ciri khas yang paling mudah dikenali dari rumah ini adalah enam tiang panjang yang berfungsi sebagai penyangga atap di bagian depan.
Menurut sejarah, rumah ini dulunya digunakan untuk berjualan, sering disebut sebagai rumah sembako. Material yang digunakan untuk membangun Panggang Pe adalah kayu, sedangkan atapnya terbuat dari genteng.
Terdapat enam jenis rumah Panggang Pe, yaitu trajumas, barengan, empyak setangkep, cere gancet, gedang selirang, dan gedhang setangkep. Rumah adat ini masih dapat ditemukan, terutama di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
3. Rumah Limasan
Rumah adat yang ketiga adalah rumah limasan. Sesuai dengan namanya, rumah ini memiliki atap yang berbentuk limas dengan empat sisi, mirip dengan rumah yang ada di Sumatera Selatan. Terdapat berbagai jenis rumah Limasan, seperti Gajah Mungkur, Klabang Nyander, Semar Pindohong, dan Lawakan.
Umumnya, rumah Limasan dibangun menggunakan bata merah tanpa lapisan luar, dan bagian luar tidak dicat. Saat ini, beberapa rumah modern juga mengadopsi desain yang mirip dengan rumah adat Limasan.
BACA JUGA:8 Oleh - Oleh Khas Jawa Tengah yang Populer
BACA JUGA:8 Destinasi Candi di Jawa Tengah yang Menarik Dikunjungi
4. Rumah Tajug
Terdapat rumah tajug yang berasal dari Jawa Tengah. Bangunan ini biasanya didirikan sebagai tempat untuk beribadah, sehingga tidak sembarang orang dapat membangunnya.
Ciri khas utama dari rumah tajug terletak pada atapnya yang berbentuk persegi dan berlapis. Ujung atapnya runcing dan sering dihiasi dengan kubah kecil.
Seperti rumah adat Jawa lainnya, rumah tajug juga memiliki beberapa variasi, seperti Semar Tinandu, Mangkurat, Lambang Sari, dan Semar Sinongsong. Untuk melihat rumah tajug, Anda dapat mengunjungi Masjid Agung Demak.
5. Rumah Kampung
Terakhir adalah rumah kampung, yang merupakan salah satu jenis tempat tinggal yang banyak digunakan oleh masyarakat Jawa Tengah. Berbeda dengan Joglo yang lebih umum di kalangan masyarakat menengah ke atas, rumah Kampung lebih sering digunakan oleh masyarakat biasa.
Seperti para petani, pedagang pasar, atau peternak. Dari segi sejarah, rumah Kampung memiliki berbagai jenis, antara lain Pacul Gowang, Pokok, dan Gajah Ngombe. Secara umum, rumah adat Kampung memiliki aturan tertentu, yaitu tiang yang digunakan harus berkelipatan 4, dengan jumlah tiang kecil minimal 8.
Rumah ini memiliki pembagian ruang yang mirip dengan rumah lainnya, terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dan dapur.
Itulah beberapa penjelasan mengenai rumah adat khas Jawa Tengah dan makna filosofinya. Beragam budaya dan sejarah di setiap daerah, Jawa Tengah menjadi destinasi yang unik untuk dikunjungi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: