Wujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat Blora Lakukan Budidaya Jamur Janggel Jagung

Jamur hasil panen tersebut kemudian dicuci lalu dibawa ke pasar atau dikonsumsi sendiri. "1 kilogram bisa laku Rp 40 ribu," katanya.

Hal senada juga diungkapkan warga Brabowan yang lain, Sartono.

BACA JUGA:Pemkab Blora Raih Penghargaan Nasional Bidang Konstruksi dari Kementerian PUPR

BACA JUGA:Tingkatkan Partisipasi Pemilih, KPU Blora Sosialisasi di Rumah Tahanan

Ia mengatakan dengan budidaya jamur janggel yang telah ditekuninya, bisa menambah penghasilan untuk kebutuhan keluarga.

"Selain untuk konsumsi sendiri, jika panen jamur melimpah bisa dijual dan menghasilkan uang," ujar Sartono.

Kades Brabowan, Indarsih mengatakan berawal dari banyaknya janggel yang melimpah saat musim panen jagung, disitulah ia mengajak warga untuk memanfaatkan janggel tersebut guna budi daya jamur janggel.

"Saat musim panen jagung, banyak janggel yang dibuang, untuk itulah kita ajak warga belajar bersama dalam budi daya jamur janggel, sehingga janggel bisa lebih bermanfaat," kata Indarsih.

BACA JUGA:Minimalisir Kesalahan Penyelenggara, KPU Blora Gelar Simulasi Pemilihan Suara Kepala Daerah

BACA JUGA:Pemkab Blora Raih Penghargaan Nasional Bidang Konstruksi dari Kementerian PUPR

Usaha budidaya jamur dari bonggol jagung juga dilakukan beberapa warga di Dusun Mojo Kulon, Desa Banjarejo, Kecamatan Banjerejo.

Selama ini, pemasaran dari jamur janggel jagung tersebut hanya di pasar tradisional.

Salah seorang perangkat Dusun Mojo Kulon Desa Banjarejo, Mohammad Aminudin, mengatakan budidaya jamur janggel pertama kali dirintisnya tahun 2017.

Ilmu budidaya tersebut ia peroleh dari internet. Kemudian, karena dinilai prospektif, hampir 70 persen warga dari 125 kepala keluarga di Mojo Kulon mengikuti usahanya.

"Sekarang tinggal lebih kurang lima orang yang masih membudidayakan jamur janggel di dusun Mojo Kulon," ujar Aminudin.

Sumber: