Remaja Putri Berpotensi Terkena Anemia, Berikut 3 Cara Mengatasinya

DISWAYJATENG - Para remaja menghadapi berbagai tantangan kesehatan, termasuk anemia yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Kondisi ini, sering kali diabaikan, perlu mendapatkan perhatian lebih untuk mengatasi anemia pada remaja dan mencegah dampak negatifnya.

Remaja putri memiliki risiko lebih tinggi terkena anemia, terutama karena proses menstruasi bulanan. Hilangnya darah selama menstruasi, jika tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang tepat, dapat memicu anemia. Oleh karena itu, upaya khusus diperlukan untuk mengatasi anemia pada remaja putri.

Upaya pencegahan, termasuk pendekatan nutrisi dan perubahan gaya hidup, dapat menjaga kesehatan remaja dan meminimalkan risiko anemia. Inilah langkah-langkah untuk mengatasi anemia pada remaja.

Untuk mencegah anemia pada anak remaja, terutama remaja putri, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

BACA JUGA:Kenali 7 Cara Mengatasi Anemia dengan Obat dan Suplemen, Tersedia Hampir di Semua Apotek

1. Minum Suplemen Zat Besi dan B12

Anemia defisiensi zat besi dan B12 dapat diatasi dengan memberikan suplemen yang sesuai. Zat besi diserap lebih baik saat dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung vitamin C. 

Namun, perlu diingat untuk tidak mengonsumsi suplemen zat besi secara berlebihan, karena dapat berbahaya bagi kesehatan.

2. Perbanyak Konsumsi Makanan Kaya Zat Besi

Anak remaja perlu didorong untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging tanpa lemak, unggas, ikan, sereal diperkaya zat besi, buah-buahan kering, sayuran hijau, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan telur.

BACA JUGA:Cara Mengatasi Anemia, Inilah 4 Kandungan Obat yang Harus Kamu Beli untuk Penambah Darah

3. Suplemen Penambah Darah

Untuk remaja putri yang sudah mengalami menstruasi, para orang tua dapat memberikan multivitamin zat besi atau suplemen penambah darah dapat membantu mencegah anemia. 

Disarankan untuk mengikuti anjuran Recommended Dietary Allowance (RDA) untuk memastikan kebutuhan zat besi sebanyak 8 gram sehari di umur 9-14 tahu, dan 15 gram per hari untuk umur 15-19 tahun tahun.

Sumber: