Infrastruktur Semarang 2025 Dikebut, Serapan Anggaran 81% Fokus Atasi Banjir dan Jalan Rusak
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng saat meninjau Rumah Pompa Kali Tenggang belum lama ini.-Dok pemkot semarang-Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, Diswayjateng.com – Pekerjaan Umum (DPU) Kota SEMARANG mencatat berbagai progres pembangunan infrastruktur sepanjang 2025. Fokus utama diarahkan pada pengendalian banjir serta peningkatan kualitas dan konektivitas jaringan jalan di berbagai wilayah kota.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menyampaikan bahwa upaya penanganan banjir menjadi prioritas melalui peningkatan kapasitas rumah pompa di sejumlah titik rawan. Lokasi tersebut meliputi Rumah Pompa Kolonel Sugiono, Tawangmas, Plamongan Hijau, serta penambahan unit pompa baru di kawasan Jalan Petudungan.
“Selain peningkatan kapasitas pompa, DPU juga melaksanakan peningkatan saluran drainase di sejumlah kawasan, seperti Saluran MT Haryono–Petudungan, Saluran Jalan Gajah–Aspol Kabluk, Drainase Kawasan Dempel–Muktiharjo Kidul, Kawasan Jatisari, hingga Saluran Tanjung,” ujar Agustina, Kamis 18 Desember 2025.
Tidak hanya sektor drainase, peningkatan infrastruktur jalan juga menjadi perhatian. DPU Kota Semarang melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pada sejumlah ruas strategis guna menunjang aksesibilitas dan kelancaran mobilitas warga.
BACA JUGA:UNNES Kirim 11 Relawan Medis ke Aceh, Bantu Korban Banjir Hingga Daerah Terpencil
Ruas jalan yang ditangani antara lain Jalan RM Hadi Subeno, Payung Mas Raya Banyumanik, kawasan Jatikalangan dan Kampung Jambon di Mijen, R Soekanto Tembalang, Robyong Ngaliyan, Palebon, Damar Wulan Semarang Barat, hingga koridor Anjasmoro serta Kaligawe–Pasar Waru. Pemeliharaan rutin jalan dan drainase pun dilakukan secara berkala untuk menjaga kondisi infrastruktur tetap optimal.
Dari sisi anggaran, Agustina menjelaskan bahwa realisasi belanja pembangunan infrastruktur hingga akhir 2025 mencapai sekitar 81 persen dari total pagu Rp384 miliar.
“Kualitas hasil pembangunan dijaga melalui pengawasan dan pengujian konstruksi secara periodik agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan,” katanya.
Ia menilai, pembangunan infrastruktur sepanjang 2025 telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam menjawab persoalan banjir, kerusakan jalan, serta keterhubungan antarwilayah. Program penyelenggaraan jalan dan pengelolaan sistem drainase menjadi fondasi utama kebijakan tersebut.
Meski capaian dinilai positif, Wali Kota mengakui masih terdapat tantangan, khususnya terkait penyesuaian regulasi pengadaan barang dan jasa pemerintah. “Perubahan regulasi ini memerlukan penyesuaian dan pemahaman yang matang, sehingga ke depan proses pengadaan bisa dilakukan lebih dini di awal tahun anggaran,” ujarnya.
Memasuki tahun 2026, Pemkot Semarang akan mengarahkan pembangunan infrastruktur pada peningkatan konektivitas jalan menuju wilayah hinterland serta pengurangan dampak banjir dan rob. Langkah tersebut ditempuh melalui penguatan sistem drainase dan dukungan terhadap program pengendalian banjir yang dijalankan pemerintah pusat bersama BBWS Pemali-Juana.
“Seluruh rencana pembangunan 2026 diselaraskan dengan amanah RPJMD Kota Semarang 2025–2029, dengan titik berat pada pengurangan kawasan banjir dan rob serta peningkatan kemantapan jalan,” tegas Agustina.
Prioritas strategis 2026 juga difokuskan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan wilayah, termasuk peningkatan aksesibilitas kawasan hinterland serta penguatan kawasan ekonomi dan destinasi wisata. Sejumlah proyek yang telah disiapkan di antaranya pembangunan Jembatan Tay Kak Sie dan Jembatan Akses Pengasapan Ikan Bandarharjo.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: