Terbentur Efisien Anggaran, Kirab Budaya HUT ke-504 Kabupaten Semarang Tampilkan Kesenian Kuno
MENARI : Bupati, Wabup beserta Forkompinda menari bersama kelompok tari Topeng Ireng persembahan Disdikbudpora ditengah Kirab Budaya. Foto : Nena Rna Basri--
UNGARAN, diswayjateng.id - Di tengah keterbatasan anggaran Kirab Budaya HUT ke-504 Kabupaten Semarang tetap meriah.
Tradisi tahunan ini disesaki masyarakat yang berjubel memadati jalanan dilalui Kirab Budaya sepanjang jalan protokol Kabupaten Semarang dengan Start dari Alun-alun Bung Karno Ungaran dan finis di halaman rumah dinas Bupati Semarang.
Diikuti hingga 3000-an orang, kirab budaya ini mewakili mulai unsur pendidikan, Pemda Kabupaten Semarang, Swasta hingga masyarakat luas.
Terlihat, perwakilan siswa SD, SMP dan barisan seni perwakilan 19 kecamatan turut memeriahkan.
BACA JUGA: Polres Tegal Adakan Operasi Gaktibplin
BACA JUGA: DPMPTSP Kabupaten Tegal Fasilitasi Permasalahan 3 Perusahaan
Tak urung, rombongan pusaka Kabupaten Semarang berupa tiga buah keris dan tombak panjang menjadi hal yang dinanti warga.
Bupati Ngesti Nugraha dan Wakil Bupati Nur Arifah dengan mengendarai kereta kuda ikut serta dalam iring-iringan kirab.
Terlihat pula arak-arakan dua gunungan yang berisi sayur mayur dan buah-buahan. Dan yang dinantikan adalah arak-arakan gunungan sayuran menjadi ajang rebutan ratusan warga yang hadir dan menyaksikan kirab.
"Siapa yang mendapatkan salah satu di dalam gunungan diyakini mendapatkan kesejahteraan dan keberkahan. Sebuah simbol kesejahteraan dan mendapatkan keberkahan yang diyakini turut temurun," ujar Arie Kuswanto seorang warga asal Tengaran, Kabupaten Semarang sengaja hadir melintasi Kota Salatiga untuk menyaksikan Kirab Budaya.
BACA JUGA: Temui Wakil Gubernur Jateng, P3D Sampaikan Kendala Biaya Kaki Palsu untuk Disabilitas
BACA JUGA: Wali Kota Semarang Gandeng Muslimat NU Tekan Kekerasan Anak & Perempuan lewat Relawan Paralegal
Sementara, Bupati Semarang Ngesti Nugraha menerangkan dalam Kirab Budaya HUT Ke-504 Kabupaten Semarang mengusung tema yang berbeda-beda, yaitu diantaranya soal kesenian, kebudayaan, hingga sejarah yang ada di masing-masing wilayah peserta itu berasal.
"Pada tahun ini baik peserta dan warga yang hadir jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi dan antusias warga yang datang ikut meramaikan kegiatan ini," ucap Ngesti Nugraha.
Diakuinya, penyelenggaraan Kirab Budaya tahun ini jauh lebih sederhana karena adanya efisiensi anggaran.
BACA JUGA: Jerat Hukum Kembali Menanti, Kapolres Semarang Beberkan Kasus Residivis Kendal
BACA JUGA: Pemuda 19 Tahun Meninggal Usai Terlibat Kecelakaan dengan Grand Max Simpang Tiga Pegadaian Salatiga
Tentu dari segi penyelenggaraannya ada perbedaannya dengan tahun lalu. "Terpenting agenda tahunan yang selalu rutin kami selenggarakan, tetap harus dilakukan. Dan terbukti meski ada perbedaan ini tidak menyurutkan antusias warga yang hadir," ungkapnya.
Ia menegaskan, kirab budaya menjadi ajang untuk meneguhkan persatuan dan kesatuan segenap komponen daerah sekaligus melestarikan kesenian daerah dan menguatkan persatuan daerah agar situasi daerah tetap kondusif.
BACA JUGA: 12 Tahun Ijazah Ditahan Perusahaan, Mantan Karyawan di Pekalongan Akhirnya Lapor Polisi
Plt Kepala Disdikbudpora M Taufiqurrahman menambahkan jika kirab budaya kali ini menampilkan kesenian kuno yakni Menak Koncir dari Pledokan Sumowono dan Nok Nik dari Bancak.
Ditengah acara, seluruh tamu undangan tak terkecuali Bupati, Wabup hingga Forkompinda menari bersama kelompok tari Topeng Ireng persembahan Disdikbudpora.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
