Tradisi Penuh Makna, Subur Hias Bangkrak Sesaji Kepala Kerbau untuk Sedekah Laut Tambaklorok Semarang Utara

Tradisi Penuh Makna, Subur Hias Bangkrak Sesaji Kepala Kerbau untuk Sedekah Laut Tambaklorok Semarang Utara

Subur, menghias bangkrak untuk tempat sesaji pada acara sedekah laut kampung Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara, Sabtu 24 Mei 2025.--Wahyu Sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id - Dengan teliti Achmad Sujud (45) yang akrab disapa Subur menghias bangkrak berukuran 1,5x2 meter yang akan digunakan sebagai tempat sesaji kepala kerbau jelang Sedekah Laut Kampung Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara.

Dirumahnya di Rt3 Rw 14, Subur menghias Bangkrak yang terbuat dari bambu ini dengan kain selambu dan ornamen batang tebu disetiap sudutnya.

Sesaji kepala kerbau, nasi tumpeng, jajanan pasar dan ingkung akan dimasukan kedalam bangkrak Minggu 25 Mei 2025 pukul 03.00 wib sebelum acara kirab serta larungan dengan berbagai ritual dari juru kunci.

Subur menceritakan, bangkrak sesaji yang sudah dikerjakan selama 2 minggu ini akan diarak dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menuju masjid dan kembali dibawa ketengah laut untuk dilarung.

BACA JUGA:Bentuk Syukur Warga Jomblang Semarang, Tradisi Apitan Kembali Digelar Setelah 30 Tahun Vakum

BACA JUGA:Tradisi Sedekah Bumi dan Apitan, Ini Pesan Wali Kota Semarang untuk Generasi Muda!

"Setelah dilakukan doa dan ritual jam 3 dini hari, paginya akan dikirab menuju masjid depan dan dibawa kembali dinaikan kapal, baru dibawa ketengah laut untuk dilarung," terangnya, Sabtu, 24 Mei 2025.

Lebih lanjut, sedekah laut ini merupakan bentuk rasa syukur warga Tambaklorok atas berkah yang diberikan dari laut.

"Kita sebagian besar bekerja sebagai nelayan, setiap hari tanpa memberi makan, kita mendapatkan ikan. Maka dengan bentuk rasa syukur ini diadakan sedekah laut agar bisa memberi keberkahan dan keselamatan para warga. Sekaligus sebagai bentuk nguri-nguri budaya," jelasnya kepada wartawan diswayjateng.id.

Tradisi yang diselenggarakan setiap bulan Apit ini dimuai dengan semaan Al Quran, dilanjut tirakatan pada malam hari, arak-arak serta larungan pada pagi.

"Setelah larungan sesaji ditengah laut, malamnya ada wayangan dan besok Selasa malam ada pengajian akbar," katanya.

Subur menjelaskan, tradisi sedekah laut ini selalu menggunakan kepala kerbau yang diperoleh dari Demak dan Kudus. 

"Tradisi ini selalu menggunakan kepala kerbau tidak bisa digantikan dengan sapi atau kambing. Biasanya kita ambil dari Demak atau Kudus," ujarnya.

Melanjutkan, karena keterbatasan dana untuk mendapatkan kerbau untuk satu ekor. Untuk kebutuhan sedekah laut ini hanya cukup membeli sebagian kecil dari setiap tubuh kerbau.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait