Tradisi Sedekah Bumi dan Apitan, Ini Pesan Wali Kota Semarang untuk Generasi Muda!

Wali Kota Semarang Agustina menyampaikan pesan kepada generasi muda saat menghadiri tradisi apitan dan sedekah bumi di kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang--istimewa-Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, diswayjateng.id - Tradisi sedekah bumi dan apitan kembali digelar di Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota SEMARANG. Sebanyak 10 gunungan hasil bumi dikirab mengelilingi kampung dan diperebutkan warga sebagai bentuk rasa syukur.
Kirab budaya Apitan sendiri merupakan tradisi tahunan kampung di Kelurahan Gedawang sebagai bentuk rasa syukur dengan berbagai rangkaian seperti kerja bakti dan doa bersama di makam leluhur.
Pada malam harinya, dilanjut dengan pengajian umum, santunan kepada dhuafa dan anak yatim serta ditutup adanya pentas campur sari dan wayang kulit sebagai bentuk pelestarian budaya Kota Semarang di tengah perkembangan zaman.
Wali Kota Semarang, Agustina yang hadir pada acara sedekah bumi dan apitan tersebut menuturkan rasa apresiasinya kepada warga kelurahan Gedawang dan Kecamatan Banyumanik yang hingga saat ini masih melestarikan tradisi sedekah bumi dan apitan.
BACA JUGA:Hari Raya Waisak di Semarang, Umat Budha Demak Berharap Punya Tempat Ibadah Sendiri
BACA JUGA:Libur Panjang Waisak 2025, KAI Catat 73 Ribu Lebih Penumpang Berangkat dari stasiun Daop 4 Semarang
Menurutnya, apitan bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan wujud syukur atas nikmat Tuhan sekaligus sarana mempererat kebersamaan antar warga. “Tradisi apitan atau sedekah bumi bukan hanya seremoni tahunan.
"Ia adalah cermin dari jati diri kita. Ini adalah momen sakral untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas hasil bumi, atas rezeki, atas kebersamaan, dan atas segala nikmat yang kita terima," ungkapnya, Sabtu 10 Mei 2025.
Ia menegaskan, pelestarian budaya juga harus menjadi bagian penting dari pembangunan kota.
"Semarang bukan hanya tentang gedung tinggi, jalan tol, atau infrastruktur. Tapi juga tentang ruang-ruang seperti ini, di mana nilai-nilai luhur dijaga, ditumbuhkan, dan diwariskan," tambahnya.
BACA JUGA:Perayaan Tri Suci Waisak di Vihara Tanah Putih Semarang, Simbol Persatuan Umat Beragama
BACA JUGA:Operasi Aman Cadi 2025, Kapolres Semarang Amankan Anak di Bawah Umur Bawa Miras
Sehingga pihaknya berpesan kepada generasi muda agar mereka menjadi pelaku aktif dalam menjaga adat istiadat lokal.
"Kepada anak-anak muda Gedawang, Karang Taruna, generasi muda, kalian adalah penerus adat ini. Jangan hanya jadi penonton. Jadilah pelaku. Jadilah penjaga. Saya yakin kalian bisa," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: