Hari Raya Waisak di Semarang, Umat Budha Demak Berharap Punya Tempat Ibadah Sendiri

Hari Raya Waisak di Semarang, Umat Budha Demak Berharap Punya Tempat Ibadah Sendiri

Umat Budha merayakan hari raya waisak di Semarang-nungki diswayjateng-

DEMAK, jatengdisway.id - Ratusan warga DEMAK yang merayakan peringatan hari raya Waisak 2569 BE di beberapa tempat di Semarang, hal ini dikarenakan belum dimilikinya rumah ibadah untuk umat Budha di DEMAK. Usulan pun sudah disampaikan namun masih belum ada tanggapan.

Hal tersebut disampaikam Wakil Ketua Permabudhi Jawa Tengah sekaligus Wakil Ketua Magabudhi Jawa Tengah, Bhikkhu Aggadhammo Warto, dimana meski jumlah umat Buddha di Demak cukup banyak, hingga kini mereka belum memiliki tempat ibadah yang permanen.

Ia berkisah bahwa setiap ada perayaan hari raya Waisak, umat Buddha Demak berpencar ke berbagai Wihara seperti Wihara Tanah Putih, Watu Gong, hingga Kinara Kinari. Bahkan sebagian lainnya yang berasal dari majelis berbeda melakukan peribadatan di Rejosari, Semarang

“Di Demak kami belum punya Wihara. Menurut data statistik, ada 128 umat Buddha, namun yang aktif beribadah sekitar 30-40 orang. Karena tidak ada Wihara, kami harus beribadah di Semarang atau Borobudur,” ungkap Warto usai memimpin perayaan Waisak di Kinara Kinari, Muktiharjo Kidul, Kota Semarang.

BACA JUGA:Turun ke Bawah, Anggota DPRD Kabupaten Tegal Terima 7 Usulan dari Warga

BACA JUGA:Kesulitan Pupuk, Petani di Kecamatan Jatinegara Tegal Curhat ke Anggota DPRD Kabupaten Tegal

Ia pun melanjutkan bahwa hingga saat ini tidak ada masalah dalam kehidupan bersosial di Demak,  hanya saja seperti umat beragama lain yang juga minoritas, umat Budha masih terkendala dalam memiliki tempat ibadah, Ia tidak berharap berlebihan hanya meminta dipermudah dalam perijinan.

"Kami hanya butuh lahan kecil, sekitar 4x4 meter saja sudah cukup. Kalau harus beli, kami siap beli. Kami hanya berharap dipermudah dalam proses perizinannya,” jelasnya.

Tema besar Waisak pada sudut pandang umat Budha Demak

Tema Waisak tahun ini, “Kebijaksanaan Dasar Keluhuran Bangsa”, menjadi pengingat akan pentingnya nilai-nilai luhur seperti toleransi, kesetaraan, dan saling menghormati antarumat beragama.

Sebagai warga asli Demak, Warto, menekankan bahwa kebijaksanaan sejati melahirkan pribadi luhur yang mampu menjaga kerukunan dan hidup berdampingan dalam perbedaan.

BACA JUGA:Terkait TNI Pengerahan Dukungan Kejaksaan, Kejari Salatiga 'Wait and See'

BACA JUGA:Terkait TNI Pengerahan Dukungan Kejaksaan, Kejari Salatiga 'Wait and See'

“Kami tetap menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan pemerintah. Kami selalu hadir dalam undangan kegiatan keagamaan lintas iman, seperti di Masjid Agung Demak, Polres, dan Pemkab,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: