Wali Kota Semarang Gandeng Muslimat NU Tekan Kekerasan Anak & Perempuan lewat Relawan Paralegal

Wali Kota Semarang Gandeng Muslimat NU Tekan Kekerasan Anak & Perempuan lewat Relawan Paralegal

Wali Kota Semarang, Agustina bersama Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen menghadiri Launching Paralegal Muslimat NU, Minggu 20 April 2025.--istimewa-Wahyu Sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id - Untuk menekan angka kasus kekerasan terhadap anak dan perempunga, Pemerintah Kota SEMARANG (Pemkot SEMARANG) menggandeng berbagai pihak salah satunya Muslimat NU (Nahdlatul Ulama).

Dengan kolaborasi Pemkot Semarang dan Muslimat NU dapat mendampingi hukum dan edukasi kepada korban kekerasan perempuan dan anak.

Wali Kota Semarang, Agustina menyatakan komitmennya untuk menggandeng berbadai pihak utuk menekan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan.

"Kami senang, karena mendapatkan tambahan energi dari Muslimat NU, ternyata mereka sudah paralegal resmi," ujarnya saat menghadiri launching Relawan Paralegal Muslimat NU di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Minggu, 20 April 2025.

BACA JUGA:Pemkot Semarang Lakukan Perbaikan 44 Bak Truk Sampah yang Rusak

 

Progam relawan Paralegal muslimat NU telah dilaunching dnegan membentuk 90 relawan terlatih dan siap terjun langsung memberikan pendampingan humum dan edukasi kepada korban kekerasan perempuan dan anak.

"Tidak hanya Paralegal, tapi semua muslimatnya juga siap membantu, ini sangat luar biasa," imbuhnya.

Pihaknya menekankan bahwa Kota Semarang sejatinya telah memiliki infrastruktur dan inovasi program ramah anak dan perempuan, namun pengelolaannya perlu ditingkatkan kembali. 

Beberapa program inovatif telah berjalan seperti Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) Kota Semarang, Forum Garpu Perak (Gerakan Pria Peduli Perempuan dan Anak), Rumah Duta Revolusi Metal (RDRM), membentuk relawan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) serta hotline pengaduan kasus. 

Meski demikian Agustina menyoroti pentingnya menambah jumlah tenaga penggerak dalam upaya antisipasi dan pemulihan. 

"Kalau di Kota Semarang ada advokasi terhadap korban, kita bekerja sama dengan beberapa Non Government Organization atau NGO. Tapi penggeraknya masih kurang banyak dibanding jumlah korban. Jadi penggeraknya harus lebih banyak lagi," ungkapnya. 

Sementara itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menyatakan dukungan penuhnya terhadap Paralegal Muslimat NU dan mendorong inisiatif ini. 

"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Partisipasi masyarakat seperti Muslimat NU sangat penting," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: