Orientasi Deteksi Dini Balita Disabilitas, Dinkes Kabupaten Tegal Gandeng CHAI dan Pakar Kesehatan Anak
ORIENTASI - Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal bekerjasama dengan CHAI menggelar kegiatan orientasi deteksi dan intervensi dini perkembangan pada anak dengan disabilitas untuk tenaga kesehatan, kader dan guru PAUD di Kabupaten Tegal.Foto: Yeri Noveli/diswayj--
SLAWI, diswayjateng.id – Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap balita, khususnya anak dengan disabilitas, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal bekerjasama dengan Clinton Health Access Initiative (CHAI) menggelar orientasi deteksi dan intervensi dini perkembangan pada anak dengan disabilitas untuk tenaga kesehatan, kader dan guru PAUD di Kabupaten Tegal. Kegiatan ini dibagi dalam 3 gelombang dengan masing-masing sasaran.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dr Ruszaeni SH MM dalam sambutannya menyampaikan bahwa lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa keemasan (golden period) sekaligus masa krusial.

"Pada masa ini, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan sensorik, kognitif, bicara, serta pembentukan karakter moral yang intensif,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kegiatan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) ini menjadi upaya komprehensif yang bertujuan memantau dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak sejak dini.
Melalui kegiatan deteksi dini perkembangan Disabilitas ini, diharapkan penyimpangan perkembangan dapat diketahui dan apabila terdapat penyimpangan dapat dilakukan intervensi sedini mungkin sehingga balita dapat berkembang secara optimal.
BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Sosialisasikan Pembinaan dan Pengawasan SDM Kesehatan
BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Gelar PKG untuk Anak Sekolah
Orientasi ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten, di antaranya dr. Wildan Saepul Haq SpA (Dokter Spesialis Anak RSI PKU Muhammadiyah Tegal), Firda Amalia MPsi Psikolog (RSUD dr Soeselo), dan narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Tengah serta para fasilitator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal seperti Yuda Ayu Timorini SST MKes dan Lis Nurindriati S TrKeb.
Kegiatan orientasi ini dibagi menjadi tiga gelombang, yaitu: untuk Kader Kesehatan; Rabu-Kamis, 18–19 Juni 2025 di Aula Dinas Kesehatan Tegal (58 peserta).
Untuk Guru PAUD; Jumat-Sabtu, 20–21 Juni 2025 di Hotel Grand Dian Slawi (58 peserta).
Untuk Tenaga Kesehatan (Bidan); Selasa-Kamis, 28–30 Juli 2025 di Aula Dinkes Kabupaten Tegal (58 peserta).
BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Dorong Persalinan Aman di Fasilitas Kesehatan
BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Serukan Stop Narkoba
Peserta mendapat pembekalan tentang Kebijakan pelayanan SDIDTK, Konsep SDIDTK, pemantauan perkembangan dengan menggunakan Buku KIA, Implementasi Deteksi dan Intervensi Perkembangan dengan Bagan SDIDTK, Konsep Disabilitas, Pemanfaatan Buku KIA, pencatatan dan pelaporan, hingga praktek pelaksanaan deteksi dan intervensi perkembangan di lapangan.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dinas Dikbud dan Himpaudi Kabupaten Tegal dan hadir pula Kepala Bidang UKM dan UKP Dinkes Tegal dr Sarmanah Adi Muraeny, MM yang telah menyampaikan Konsep SDIDTK bagi Balita.
Berdasarkan data Dinkes tahun 2024, terdapat 266 kasus gangguan perkembangan pada balita di Kabupaten Tegal (0,3%), angka ini lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar 5,25%. Namun dr Ruszaeni menegaskan, rendahnya angka tersebut bisa jadi karena belum optimalnya pelaksanaan deteksi dini oleh tenaga kesehatan, kader, dan guru PAUD.
Dengan kegiatan ini, diharapkan seluruh peserta dapat meningkatkan kapasitas dan perannya dalam pelayanan kesehatan anak, termasuk dalam pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) balita di Kabupaten Tegal. (adv)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
