Ketua Dekranasda Batang Sebut Kualitas Batik Rifaiyah Pantas ke Internasional

Ketua Dekranasda Batang Sebut Kualitas Batik Rifaiyah Pantas ke Internasional

Ketua Dekranasda Kabupaten Batang Faelasufa Faiz Kurniawan, tengah berbaju putih, ikut membatik di galeri batik rifaiyah--Bakti Buwono/ diswayjateng.id

“Kuncinya di event dan marketing. Kalau dua ini berhasil, Rifaiyah pasti melejit,“ tutupnya.

Di tengah gempuran industri cepat dan budaya instan, regenerasi pembatik Rifaiyah berjalan lambat.

Miftakhutin, salah satu pembatik senior dari Kalipucang Wetan, membenarkan kondisi itu.

“Sekarang cuma satu yang benar-benar ahli di pewarnaan, dan tenaga muda masih terbatas. Kita sih pengennya satu rumah bisa jadi tempat belajar, siang membatik, malam ngaji,“ ucap Miftakhutin.

Ia berharap ada model pembelajaran yang memadukan tradisi dan keterampilan, seperti pesantren kecil yang aktif setiap hari.

Kondisi itu juga mendapat sorotan banyak orang. SMK Warungasem menjadi salah satu yang peduli.

Selama dua minggu, para siswa belajar membatik langsung di lapangan, memberikan napas segar bagi upaya regenerasi ini.

"Dukungan dari ibu Bupati untuk meningkatkan nilai Batik Rifaiyah juga sangat bagus,"ucapnya.

Bukan hanya tradisional, Batik Rifaiyah kini mulai menyentuh ranah fashion modern.

Ketua Komunitas Desain Fesyen, Sri Wulandari, aktif mengenalkan batik Rifaiyah dalam karya-karya fesyen kontemporer.

“Kami sering tampilkan Rifaiyah di fashion show, supaya anak muda tahu bahwa batik ini keren, nggak kalah gaya,“ ungkap perempuan yang akrab dengan brand Vellea itu.

Ia pun menggandeng ibu-ibu dari organisasinya untuk membuat karya berbasis batik Rifaiyah, membuktikan bahwa warisan budaya ini bisa tetap relevan.

“Setiap pameran ekonomi kreatif, kami selalu minta Rifaiyah disebut. Ini bukan cuma batik, ini identitas,“ tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait