Cara Unik Bakti Lingkungan Djarum Foundation Kelola Sampah Organik, Latih Kader PKK Kudus Masak Zero Waste
Influencer Kudus ASIK Isman Ridhwansah mengajarkan demo memasak.--
Menurut Sulis, praktik pemilahan sampah di tingkat rumah tangga menjadi faktor kunci. Harapannya agar berbagai kebijakan dan program pengelolaan sampah berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.
BACA JUGA:Masyarakat Kudus Dimanjakan Layanan SKCK Drive Thru dan Online, Diklaim Inovasi Pertama di Indonesia
Dalam kesempatan yang sama, Redi Joko Prasetyo selaku Deputy Program Manager Bakti Lingkungan Djarum Foundation memaparkan program Kudus Apik Resik (ASIK).
"Program ini mendorong masyarakat memilah sampah dari rumah, serta menghadirkan konsep penjemputan sampah organik secara berkala, " tuturnya.
Melalui program ini, lanjut Redi, Bakti Lingkungan Djarum Foundation membangun rantai pengelolaan sampah organik yang berkesinambungan. Yakni mulai dari rumah tangga hingga fasilitas pengolahan dapat dikelola secara optimal.
Sementara itu, suasana Pendopo Kabupaten Kudus yang biasanya diwarnai aktifitas formal, mendadak berubah layaknya sebuah dapur besar yang mengolah beragam kuliner.
Di tengah riuhnya suara peralatan masak yang saling beradu di tangan para ibu-ibu yang cekatan, juga menebarkan aroma lezat masakan yang menggoda dan membuat perut untuk segera menyantap makanan.
Kehadiran ibu ibu perwakilan kader PKK dari sembilan kecamatan di Kudus ini, bukanlah untuk mengikuti lomba memasak.
Namun ratusan peserta yang kesemuanya kaum perempuan ini, mengikuti pelatihan memasak berkelompok yang mengkombinasikan demo memasak zero-waste.
Yang membuat para kader PKK antuasias dengan demo memasak yang diinisiasi Bakti Lingkungan Djarum Foundation dan Tim Penggerak PKK Kudus ini, dengan kehadiran Isman Ridhwansah yang juga Influencer Kudus Apik Resik (ASIK).
Pria yang pernah menjadi peserta MasterChef Indonesia musim ketujuh ini, dengan sabar mengajarkan keterampilan mengolah bahan pangan yang unik dan kreatif.
Isman mengajarkan proses memasak dengan meminimalkan limbah. Tak hanya itu, chef muda ini juga berbagi ketrampilan membuat konten edukatif sebagai bagian kampanye pengelolaan sampah organik di ruang digital.
Pesan pengelolaan sampah perlu dikemas secara relevan, kreatif dan inspiratif. Tentunya agar mampu mendorong masyarakat mulai bergerak dari ruang terdekat, yaitu dapur dan rumah tangga.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: