"Lalu kami akan ganti lampu-lampu jalan semua menggunakan tenaga surya, sehingga akan mengurangi emisi," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Agustina Wilujeng merespon jawaban dari Yoyok Sukawi tentang bertambahnya emisi jika armada transportasi publik ditambah. Terjadinya cumi-cumi darat pada transportasi publik seperti Trans Semarang ini dikarenakan jumlah armadanya yang sedikit.
"Kami sudah bertemu dengan pengemudi dan pengelola Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang yang mengatakan busnya terlalu sedikit. Maka kami berencana untuk menambah jumlah layanan, sehingga perjalan bus tidak usah ngos-ngosan," ujar Agustin.
BACA JUGA:Tanpa Demo, Buruh Ajak Diskusi Wali Kota Semarang Bahas Usulan Kenaikan UMK
BACA JUGA:Insiden Tembok Roboh Warnai Kunjungan Mensos di Semarang
Ia mengingatkan, jumlah pengguna terbanyak BRT Trans Semarang adalah pelajar SMA dan SMK. Sehingga pemerintah juga perlu memberikan tiket gratis kepada anak-anak sekolah SMA, SMK dan Mahasiswa.
"Mas, kalau SMA dan SMK memang untuk layanan gedung dan operasional menjadi kewenangan provinsi Jawa Tengah, tetapi untuk siswanya itu menjadi tanggung jawab Kabupaten dan Kota masing-masing," ujarnya menjawab argumen SMA dan SMK gratis yang disampaikan Yoyok Sukawi pada berita sebelumnya.