Craftopia Heritage, Pasar Seni Rupa Mengangkat Nilai Budaya dan Kearifan Lokal Semarang

Berbagai karya seni rupa dengan tema kearifan budaya Kota Semarang dipamerkan pada Craftonia Heritage yang diselenggarakan di Gedung Monod Deep Huis & Co Semarang, Kota Lama.--Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, diswayjateng.id - Pemerintah Kota SEMARANG (Pemkot SEMARANG) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota SEMARANG mengapresiasi terselenggaranya pameran seni rupa Craftopia Heritage yang diselenggarakan di Gedung Monod Deep Huis & Co SEMARANG, Kota Lama.
Pameran membendakan warisan budaya tak benda melalui Pasar Seni Rupa yang berkelanjutan ini, merupakan program yayasan Maretha Hati Natara Foundation.
Dimana berhasil masuk nomor 80 dari 400 yang terpilih dari total 5000 proposal penerima dana manfaat, hasil kelola dana abadi bebudayaan tahun 2024, kategori Pendayagunaan Ruang Publik dari Kementrian Kebudayaan Republik Indonesia.
Kepala Disbudpar Kota Semarang Wing Wiyarso Poespojoedho mengatakan, dengan momentum ini kita harus mengangkat seni budaya, menjadi satu kekuatan. Karena kita tahu bangsa yang besar pasti tidak akan meninggalkan budayanya sama sekali.
BACA JUGA:Fadli Zon: Kekayaan Budaya Indonesia Adalah Mega Diversity Dunia
"Kami sangat mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini, baik oleh panitia dan dari teman-teman penyelenggara maupun dari teman-teman Kementerian Kebudayaan yang memfasilitasi dengan dana Indonesia," terangnya kepada Disway Jateng, Selasa 13 Mei 2025.
Dengan terselenggaranya acara ini, Wing berharap kegiatan serupa ini bisa terus dilaksanakan. "Kita tahu Semarang memiliki potensi dan kearifan lokal yang luar biasa khususnya terkait dengan masalah budaya," ujarnya.
melanjutkan, "Kota Semarang memiliki akulturasi yang menunjukkan bahwa Semarang ini terdiri dari bermacam-macam etnis yang kuat dan mayoritas kita tahu ada Jawa, Tionghoa, Arab dan Belandanya," terangnya.
Sebanyak 1.723 karya seni dari para peserta berasal dari Jawa dan Bali dipamerkan pada pasar seni rupa Craftopia Heritage mulai 13-17 Mei mendatang.
BACA JUGA:Hujan Lebat Guyur Semarang, DPU Kerahkan Pompa Portable Atasi Genangan di Jalan Protokol
Pameran tersebut mengangkat tema tentang keberagaman di Kota Semarang yang terdiri dari pesisi laut, Cerita Mistik di bangunan bersejarah, wayang orang Ngesti Pandawa "Wayang On The Street", Pasar Dugder, Lumpia Semarang Jajanan Tionghoa, Potensi Ornamen Baru Batik Semarangan, dan Lafal atau dialeg Unik Warga Semarang.
Wing menambahkan, dengan berbagai macam suku, etnis dan budaya itu membuktikan bahwa Kota Semarang merupakan kota yang penuh toleransi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: