DISWAYJATENG, TEGAL - Sejumlah warga Desa Kertayasa, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal terpaksa menanam pohon pisang dan memancing ikan di jalan rusak yang dipenuhi lubang.
Aksi protes ini dilakukan karena ruas Jalan Kertayasa-Bongkok ini tak kunjung diperbaiki. Setiap turun hujan, lubang yang berdiameter cukup lebar itu selalu digenangi air.
Sehingga warga kerap kesulitan saat melintas di jalan tersebut. Padahal, jalan itu merupakan akses penghubung antara Desa Kertayasa dengan sejumlah desa lainnya di Kecamatan Kramat hingga menuju ke jalan Pantura.
BACA JUGA:Status Siaga Bencana Ditetapkan Sampai Maret
Tidak hanya itu, jalan yang nyaris tanpa aspal tersebut merupakan akses pendidikan, perekonomian bahkan pertanian.
"Jalan ini rusak sudah lama. Bertahun-tahun. Tapi sampai sekarang belum diperbaiki," kata Warso, warga RT 04 RW 02 Desa Kertayasa.
Menurut tokoh masyarakat ini, setiap banjir, banyak anak-anak sekolah yang terjatuh karena terpeleset di tengah lubang. Akibatnya, mereka gagal ke sekolah karena bajunya basah kuyup.
"Kalau hujan banjir. Lubangnya tidak terlihat. Sehingga banyak yang terpeleset dan jatuh," ujar Warso.
Hal senada disampaikan Endang, 42, warga RT 03 RW 02 Desa Kertayasa. Menurutnya, aksi tanam pohon pisang dan memancing ikan di tengah jalan ini terpaksa dilakukan karena warga sudah jenuh dengan kondisi jalan yang rusak.
Menurutnya, akibat jalan rusak itu, banyak warga yang terjatuh ke dalam lubang. Meski lukanya tidak parah, tapi sudah merugikan warga.
BACA JUGA:Wali Kota Tegal Minta agar Warga Tampilkan TPS yang Unik
"Ya jelas rugilah. Terutama anak-anak sekolah yang mau berangkat sekolah tapi tidak jadi karena terjatuh di situ, dan bajunya basah. Kadang ibu-ibu yang lagi mengantar anak sekolah juga terjatuh. Termasuk saya sendiri," ujarnya.
Kepala Desa Kertayasa Purwoko Hendro Winarno mengatakan, ruas Jalan Kertayasa-Bongkok yang rusak itu merupakan kewenangan Pemkab Tegal. Panjang jalan sekitar 2 kilometer dan lebarnya 4 meter.
BACA JUGA:HPN 2024, PWI Kota Tegal akan Gelar Aksi Pemilu Damai dan Tasyakuran