JAKARTA (DiswayJateng) - Timsus bentukan Kapolri mendalami pertemuan Kapolda Metro Jaya, Kapolda Jatim dan Kapolda Sumut. Tiga Kapolda ini diduga bertemu untuk dukung skenario Ferdy Sambo.
Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto tak membantah jika disebut telah mendengar pertemuan tiga kapolda yaitu Kapolda Metro, Kapolda Sumut dan Jatim, untuk menyokong skenario Ferdy Sambo.
“Peristiwa itu juga turut kami dalami,” kata Agung seperti dikutip di Majalah Tempo, Senin (5/9).
Timsus Polri sudah mendalami dugaan keterlibatan tiga Kapolda yang telah membantu memuluskan skenario Ferdy Sambo juga disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
“Timsus sudah dapat infonya. Timsus juga akan mendalaminya,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di DPR, Senin (5/9).
Dugaan tiga Kapolda itu yakni Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, dan Kapolda Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra.
Menurut Dedi, bila ada keterlibatan dalam kasus Ferdy Sambo itu, maka ketiganya akan diproses.
Namun Dedi belum membeberkan secara detail dugaa keterlibatan tiga Kapolda tersebut, pasalnya itu merupakan kewenangan Timsus.
“Apabila memang ada keterkaitan, itu progresnya dari Timsus,” ujarnya.
Tiga Kapolda yang diduga terlibat menyebarkan berita baku tembak di kediaman rumah dinas Ferdy Sambo, Jakarta Selatan pertama kali diungkap dalam majalah Tempo yang berjudul Para Penyokong Sambo.
Disebutkan dua jam setelah penembakan, Ferdy Sambo mengabarkan kepada Fadil Imran bahwa ajudannya terjadi baku tembak dengan Brigadir Joshua.
Ferdy Sambo juga menceritakan Brigadir Joshua telah melecehkan istrinya, Putri Candrawathi.
Kemudian Kapolda Metro Irjen Fadil Imran meneruskan informasi Ferdy Sambo itu kepada Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta dan Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak.
Bahkan mereka bertemu di kantor Polda Metro Jaya beberapa hari kemudian.
Atas hal itulah Fadil Imran, Nico, dan Panca berbagi tugas menyebarkan informasi tembak- menembak dan pelecehan seksual oleh Brigadir Yosua itu ke banyak orang.
Sedangkan Nico dan Panca bertugas melobi para pejabat utama Polri, seperti Komisaris Jenderal Agung Budi Maryodo dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jendera Agus Andrianto.
Dalam laporan Majalah Tempo edisi Sabtu (3/9), Ferdy Sambo disebut menelepon Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran sesaat setelah pembunuhan Brigadir Joshua terjadi di rumah dinasnya Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7).
Kepada Fadil, Ferdy Sambo mengaku Brigadir Joshua tewas usai baku tembak dengan Bharada E. Selain itu, Ferdy Sambo juga menceritakan kepada Fadil jika Brigadir Joshua telah melecehkan istrinya.
Cerita Ferdy Sambo yang dipercayai itu kemudian menjadikan dasar Fadil menemuinya di Kantor Divisi Propam Polri.
Pertemuan antara Fadil dan Ferdy Sambo sempat terekam kamera hingga videonya viral.
Dalam video berdurasi 24 detik pertemuan tersebut diduga terjadi di ruang kerja Ferdy Sambo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu (13/7).
Dalam video, Fadil terlihat mencoba mengutkan Ferdy Sambo yang ketika itu istrinya dinarasikan menjadi korban pelecehan Brigadir Joshua. Fadil nampak memeluk, mengusap pundak, hingga mencium kening Ferdy Sambo.
“Saya memberikan support pada adik saya Sambo, agar tegar menghadapi cobaan ini. Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapa saja,” kata Fadil saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (14/7). (firdausi/ikror/pojoksatu/gun)