Warga Tambakrejo Bangun Rumpon Kerang Hijau Usai Dihantam Ombak, Sekat Wilayah Nelayan Tradisional

Warga Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari membangun rumpon guna budidaya kerang hijau dan pagar pembatas zona penangkapan ikan nelayan tradisional, Sabtu 17 Mei 2025--Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, diswayjateng.id - Dengan menggunakan perahu kecil, tiga saudara Abdullah Achmad Marzuki, Muhammad Syafi' Salimi dan Muhammad Fatchan Charis Nada bersama warga Tambakrejo lainnya silih berganti membawa ribuan bambu apus sepanjang 5 hingga 7 meter ketengah laut untuk dibangun rumpon.
Rumpon yang berjarak kurang lebih 1 kilometer dari dataran kampung nelayan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari sebelumnya hancur terkena ombak saat angin barat melanda kawasan tersebut.
Rumpon yang dibangun dengan 12 ribu batang bambu ini, selain untuk budidaya kerang hijau juga sebagai batas zona penangkapan ikan oleh nelayan ramah lingkungan (nelayan tradisional).
Dengan penuh tenaga, Muhammad Syafi' Salimi memutar tuas mesin diesel dan mengendalikan gas agar mesin melaju dengan tenang, sedangkan Muhammad Fatchan Charis Nada terlihat fokus mengendalikan arah kemudi agar perahu tetap lurus menerjang deburan ombak kecil di laut utara Kota Semarang.
BACA JUGA:Diduga Kelebihan Muatan Perahu Nelayan di WKO Terbalik, 1 Orang MD dan 1 Orang Hilang
BACA JUGA:Nelayan Rembang Keluhkan Kewajiban Pemasangan VMS, Minta Diterapkan secara Bertahap
Setengah jam perjalanan, perahu yang dinaiki 3 saudara ini tiba ditempat pembangunan rumpon. Terlihat tiga warga dengan memasang bambu apus kedasar laut dengan kedalaman 3 meter dari permukaan laut.
Dengan teknik khusus, mereka berusaha memasang satu-persatu bambu untuk dijadikan tiang pancang rumpon.
Dengan nada bicara yang lembut, Abdullah Achmad Marzuki mengatakan, setelah dibangunya rumpon ini ternyata kapal nelayan yang biasa menggunakan alat tidak ramah lingkungan tidak bisa masuk.
"Banyak terumbu karang didasar laut yang rusak akibat kapal besar nelayan yang menggunakan Pukat Harimau, sehingga dengan adanya rumpon ini dapat mempersempit ruang gerak mereka," terang pria yang akrab disapa Marzuki ini, Sabtu 17 Mei 2025.
Lebih lanjut, rumpon ini juga dijadikan rumah lain dari terumbu karang, sehingga ikan populasi ekosistem bawah laut bisa terjaga.
"Kalau dulu sebelum ada rumpon ini, ikan bersembunyi dibawah bebatuan, tembok dan kolam retensi pelabuhan. Tapi sejak adanya rumpon ini, perkembangan biak ikan semakin terjaga dan menjadi rumah lain pelestarian terumbu karang," paparnya kepada diswayjateng.id.
Sembari duduk bersila diatas gubug rumpon, Marzuki menceritakan, dimana pada 2010 kerang hijau dapat diambil secara bebas. Kerang hijau bisa didapatkan dengan mudah ditepi laut karena menempel dibambu, bebatuan dan beton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: