Segel Kantor Rektorat UKSW Warnai Aksi Solidaritas Salatiga Wacana Bergerak

UNGKAPAN KEKECEWAAN : Ungkapan kekecewaan ratusan mahasiswa UKSW dalam aksi solidaritas dengan menyindir Rektor melalui tulisan di berbagai media. Foto : Nena Rna Basri--
SALATIGA, diswayjateng.id - Corat-coret hingga menyegel kantor Rektorat Universitas Kristen satya Wacana (UKSW) di Jalan Diponegoro Salatiga, mewarnai demonstrasi lanjutan ratusan mahasiswa dari 3 Fakultas di Kampus Indonesia Mini tersebut, Jumat 16 Mei 2025.
Aksi dengan titik kumpul di sekitaran Lapangan Bola UKSW itu, bertemu ratusan mahasiswa dari sejumlah Fakultas yakni Fakultas Teologi, Fakultas Teknologi Informasi dan Fakultas Hukum.
Dengan mengenakan atasan warna sesuai simbol masing-masing Fakultas, ratusan mahasiswa ini bergerak mengitari Kampus UKSW hingga sempat keluar Kampus.
Membawa serta mobil pik up hingga pengeras suara, aksi demontrasi ratusan mahasiswa berhenti di depan Kantor Rektorat UKSW sambil melakukan aksi corat coret pintu kaca dan menyegelnya dengan lakban putih.
BACA JUGA: Pemkab Batang Salurkan Traktor hingga Pompa Air Senilai Rp5 Miliar ke Petani
BACA JUGA: Banjir Rusak Sumber Air, Warga Batang Keluhkan Layanan PAM Sendangkamulyan
Berbagai tulisan dan kecamatan dituangkan para mahasiswa bentuk kekecewaan mereka terhadap Rektorat khususnya kepada Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., yang mereka sebut "Bukan Alumni (UKSW) Tapi Bisa Memimpin UKSW".
"Rektorat Jahat", Kami Butuh anda Rektor Bukan Surat", Kami Mahasiswa Bukan Domba, Bukan Alumni Tapi Bisa Jadi Rektor?, hingga simbol Satu Hati didengungkan Rektor wanita pertama UKSW itu dilabeli tanda silang.
Tak hanya melakukan corat coret di kaca pintu masuk Kantor Rektorat UKSW, para mahasiswa juga menyegel pintu masuk dengan lakban dan membentangkan spanduk di halaman.
Ditemukan terpisah, Ketua Senat Mahasiswa Universitas (SMU) UKSW Tri Aprivander Waruwu kepada wartawan menyampaikan empat poin tuntutan mahasiswa.
BACA JUGA: Tingkatkan Pangan, Komisi III DPRD Kabupaten Tegal Menimba Ilmu di Kulon Progo
BACA JUGA: Soal Jokowi Digadang-gadang jadi Ketum PSI, DPD Srage: Tegak Lurus Keputusan Partai
Tuntutan Aksi Solidaritas "Salatiga Wacana Bergerak"
Namun sebelumnya, Tri Aprivander mengungkapkan aksi solidaritas digelar ratusan mahasiswa dari tiga Fakultas bertajuk "Salatiga Wacana Bergerak" itu, dengan maksud menuntut dialog terbuka yang dibuka dan diselenggarakan oleh Rektorat.
"Hari ini kami selenggarakan aksi solidaritas bertujuan untuk menuntut mendesak agar seluruh tuntutan kami termasuk pembunuhan hak-hak mahasiswa Satya Wacana itu segera dapat dipenuhi," ungkap Tri.
Sehingga, lanjut dia, mewakili para pengunjung rasa Tri meminta agar segera dibuka dialog terbuka oleh rektor dengan dihadiri seluruh civitas akademika.
Para mahasiswa yang menggelar aksi solidaritas ini juga mengeluarkan pernyataan sikap melalui beberapa teman-teman fakultas.
Bahkan, mereka juga menyampaikan aspirasi melalui forum terbesar di universitas ini yaitu Rapat Senat Universitas.
"Namun sayangnya di tanggal 8 Mei kami memberikan deadline hari ini, tidak pernah digubris. Sehingga kami lakukan aksi ini sebagai bentuk desakan agar tuntutan kami dan juga aspirasi kami dan hak-hak kami sebagai mahasiswa dapat segera dipenuhi oleh universitas khusus oleh pimpinan Rektorat," tandasnya.
Ada pun empat poin tuntutan para mahasiswa dalam aksi solidaritas "Salatiga Wacana Bergerak" adalah yang pertama terkait arogansi Rektorat dengan kebijakan yang dinilai 'ugal-ugalan' dan tidak berdasarkan dan berlandaskan pada Satya Wacana.
Tuntutan kedua, para mahasiswa juga menuntut agar dilakukannya tata kelola yang baik di Universitas tersebut serta ketiga mendesak segera dibuka dialog dihadiri seluruh mahasiswa Satya Wacana.
"Yang ke-empat adalah segera dilakukan pemenuhan hak-hak mahasiswa terkhusus laboratorium kami dan fasilitas pendukung lainnya seperti kelas, parkir. Sehingga empat tuntutan itu membuat kami turun dan memasukkan aksi solidaritas ini," imbuhnya.
BACA JUGA: Kalinyamat Wetan Adakan Pelatihan Keterampilan bagi Warga Berpenghasilan Rendah
BACA JUGA: Bupati Tegal Serahkan Tombak Kyai Plered ke Keluarga Kalisoka
Tanggapan Rektor UKSW Atas Aksi Mahasiswa
Sebelumnya, Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., yang menjabat (sebagai Rektor) sejak 30 November 2022 dan merupakan rektor perempuan pertama dalam sejarah UKSW itu memberikan tanggapan terkait sejumlah aksi mahasiswa yang telah berlangsung sejak awal bulan Mei 2025 ini.
Prof Intiyas meminta penyampaian aspirasi mahasiswa dilakukan dengan data yang valid dan positif.
"Sehingga tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang kurang relevan," kata Prof Intiyas.
Terkait aspirasi Mahasiswa FH UKSW perihal pergantian Dekan FH UKSW, ia
menanggapi evaluasi kinerja semua pejabat struktural dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja semua bidang baik kinerja akademik maupun komitmen kerja Satu Hati (sinergis, patuh, harmonis, teladan, integritas).
BACA JUGA: Kiat Gesit PC Muslimat NU dan BUMDes Tuwel Luncurkan Air Minum Olahan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: