UKSW Siap Menghadirkan Tenaga di Bidang Psikologi Guna Tekan Stunting di Salatiga
Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., saat bersama Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (Wantimpres) Wiranto membuka uji coba program MBG di Salatiga, Kamis (12/9) lalu. Foto : Nena Rna Basri--
SALATIGA.jateng.disway.id - Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) siap mendukung pengentasan stunting di Salatiga dengan menghadirkan tenaga di bidang Psikologi. Hal ini disampaikan Rektor UKSW Prof Dr Intiyas Utami SE MSi Ak, di Salatiga, Senin 14 Oktober 2024. Rektor wanita pertama UKSW yang berhasil meraih peringkat pertama Academic Leader Pimpinan Universitas, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI itu
Ia menjelaskan bahwa di Direktorat Pengabdian Masyarakat UKSW memang telah merancang beberapa skema. "Baik dalam bentuk penelitian sosial maupun pengabdian masyarakat juga produk-produk inovasi dalam bentuk makanan bergizi. Kami harap, UKSW dan Pemkot Salatiga dapat berkolaborasi dengan baik dalam penanganan stunting ini," ungkapnya.
Adanya keinginan dari Pemko Salatiga khususnya Tim percepatan penanganan stunting Pemkot Salatiga agar melibatkan tenaga Psikologis dari perguruan tinggi (PT), Prof. Intiyas menyambut dengan baik.
Bahkan, Prof Intiyas menekankan bahwa UKSW siap mendukung menghadirkan tenaga di bidang psikologi karena selama ini (UKSW) telah memiliki Prodi S1 maupun S2 psikologi.
Peran psikolog dalam memberikan pemahaman mental kepada ibu dan anak ibu-ibu terkait program stunting bagian dari gagasan tersendiri.
Ia menyampaikan bahwa UKSW memiliki FISCOM yang beberapa tahun terakhir telah melakukan pendampingan terkait program Super Tangguh milik Pemkot Salatiga.
Begitu juga advokasi kemasyarakat siap, diakuinya UKSW telah melakukan pendampingan secara melekat.
"Pendampingan secara melekat ini bagian dari program yang dimiliki UKSW termasuk skema-kema penelitian dan juga talenta unggul yang temanya stunting," imbuhnya.
Sementara, Kepala DKK Salatiga Prasit Al Hakim menjelaskan bahwa penanganan stunting memang tidak bisa sendirian. Sehingga pihaknya juga akan memanfaatkan psikolog dari civitas akademisi Perguruan Tinggi di Salatiga.
"Penanganan stunting harus diintegrasikan dengan kegiatan yang ada di dinas dan puskesmas-puskesmas di wilayah Kota Salatiga, sehingga program yang dijalankan tidak tumpang tindih," papar Prasit. Pendampingan yang dilakukan oleh petugas kesehatan yang ada di wilayah juga ditingkatkan.
"DKK Salatiga membutuhkan bantuan dan dukungan dari pejabat yang menaungi kewilayahan seperti camat dan lurah yang ikut memberikan pelayanan konsultasi kepada ibu. Kader-kader kesehatan juga perlu memberikan pendampingan agar tepat sasaran termasuk tenaga psikologi," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: