Jadi Ajang Reuni, Warga Wonotingal Kirim Doa Leluhur dan Bertukar Makanan pada Tradisi Nyadran

Jadi Ajang Reuni, Warga Wonotingal Kirim Doa Leluhur dan Bertukar Makanan pada Tradisi Nyadran

Sejumlah warga mengikuti Nyadran di makam Kelurahan Wonotingal, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Selasa, 28 Januari 2025--Wahyu Sulistiyawan

Sadranan tidak menukar makanan. Ide orang terdahulu, menggabung makanan atau rezeki orang lain. Sehingga, orang-orang bisa menikmati makanan lainnya. "Selain itu, untuk mendoakan leluhur yang sudah meninggal," ujarnya.

Camat Candisari, Cipta Nugraha berharap kegiatan yadran yang diselenggarakan setiap Selasa Kliwon, bulan Rajab ini bisa terus diselenggarkan.

"Tradisi nyadran ini sangat penting untuk mendoakan leluhur yang sudah mendahului kita juga sebagai pengingat kita. Selama kita diberikan sisa hidup, maka berbuat sebaik-baiknya untuk masyarakat," ujarnya.

Ia menambahkan, selala ini pemerintah selalu mensuport apapun kegiatan warga untuk menjaga semua tradisi yang sudah ada.

"Kita selalu mensuport kegiatan nyadran yang dilakukan warga meskipun selama ini anggaran dari swadaya masyarakat," jelasnya.

Hal serupa juga disampaikan Lurah Wonotingal, Soleh juga menginginkan tradisi ini terus berjalan setiap tahunnya.

Ia berharap dengan adanya progam Wali Kota Semarang yang baru dengan Rp25 juta per RT per tahun ini kegiatan tradisi nyadran bisa terbantukan.

"Ini merupakan tradisi yang baik, inginnya berlanjur setiap tahun dilaksanakan, selama ini makan dan minum dari swadaya masyarakat, sehingga dengan adanya visi misi Wali Kota Semarang yang baru dengan progam RP25 juta per RT ini kegiatan warga bisa terbantu, termasuk nyadran," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: