Didominasi Pasar Lokal, Serapan Kopi Wonosobo Capai 100 Ton per Tahun

Didominasi Pasar Lokal, Serapan Kopi Wonosobo Capai 100 Ton per Tahun

Peserta acara coffee morning bersama Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat berfoto bersama seusai acara.-Foto : Ari Sunandar/jateng.disway.id-

WONOSOBO, diswayjateng.id - Kopi arabika dan robusta asal Wonosobo semakin diminati, terutama oleh pasar lokal. Hal ini terlihat dari peningkatan serapan kopi yang tercatat mencapai lebih dari 100 ton per tahun.

Penyerapan yang terus meningkat ini menjadi bukti bahwa industri kopi di Wonosobo telah berkembang pesat dan turut berkontribusi pada kesejahteraan petani dan pelaku usaha kopi setempat.

Ketua Klaster Kopi Wonosobo, Ahmad Tangin dalam acara coffee morning bersama Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, pada Jumat (27/12/2024) lalu mengungkapkan, bahwa geliat pasar kopi lokal Wonosobo menunjukkan pertumbuhan yang pesat.

"Penyerapan kopi lokal terus meningkat, bahkan mencapai lebih dari 100 ton per tahun," katanya.

BACA JUGA:Wonosobo Masuk Tiga Besar Kabupaten Informatif di Jawa Tengah

BACA JUGA:Uji Publik PPID Terbaik, KI Jateng Sebut Tak Ada Sengketa Informasi Tingkat Desa di Wonosobo

Pasar kopi lokal, terutama yang dijual di toko oleh-oleh, menjadi salah satu motor penggerak utama dari peningkatan ini. Menurut Tangin, hampir semua toko oleh-oleh di Wonosobo kini menjual kopi lokal dengan omzet yang cukup baik. Hal ini membantu meningkatkan daya saing produk kopi Wonosobo di pasar lokal.

"Ini menunjukkan bahwa peminat kopi dari Wonosobo itu cukup besar," tambahnya.

Namun, meskipun permintaan kopi Wonosobo terus meningkat, produksi kopi di wilayah ini masih terbatas. Produksi kopi arabika di Wonosobo hanya sekitar 50 ton per tahun, sementara kopi robusta mencapai 200 ton.

"Kapasitas produksi kita belum cukup besar untuk industri, sehingga nilai tambah produk kopi kita masih belum maksimal," jelas Tangin.

BACA JUGA:UPH dan Korporasi Tembakau Pertama di Wonosobo Diresmikan

BACA JUGA:Predikat Zona Hijau, Pemkab Wonosobo Terima Penghargaan Standar Pelayanan Publik

Menurutnya, hilirisasi kopi merupakan langkah penting agar kopi Wonosobo dapat memberikan manfaat lebih besar, baik bagi petani maupun pelaku usaha kopi. Hilirisasi mencakup peningkatan mutu produk, keberlanjutan produksi, dan pemasaran yang lebih strategis.

Klaster Kopi Wonosobo, yang kini mencatatkan sekitar 300 petani kopi, terus berupaya mengoptimalkan potensi lahan kopi di wilayah ini. Lahan kopi arabika di Wonosobo tercatat mencapai 3.000 hektare, sebagian besar menggunakan sistem tumpang sari. Sementara itu, jumlah batang kopi robusta mencapai 1 juta batang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: