Silaturahmi dengan Seniman Kabupaten Tegal, Kaesang: Saya Tidak Kampanye

Silaturahmi dengan Seniman Kabupaten Tegal, Kaesang: Saya Tidak Kampanye

DIALOG - Ketum PSI Kaesang Pangarep saat berdialog dengan para seniman dan budayawan.Foto:Yeri Noveli/jateng.disway.id--

"Mau gimanapun itu kan urusannya Golkar. Jadi kita menghormati apapun keputusannya dari Partai Golkar," ujar Kaesang.

BACA JUGA:Ini Dia 4 Jalur Pendakian Gunung Slamet, Cocok Untuk Pendaki Pemula. Apa Saja? Simak Berikut

Dengan nada bercanda, Kaesang pun menyatakan kecewa Gibran masuk Golkar bukan PSI. "Ini mas wali kota masuk Golkar ya? kecewa gak masuk PSI," kata Kaesang sambil tertawa. 

Selain itu, wartawan juga sempat menyinggung soal isu dinasti politik yang terkesan sedang dibangun keluarganya.

Kaesang pun menyerahkan sepenuhnya penilaian itu kepada masyarakat.

BACA JUGA:Amankan Pemilu 2024, Polres Tegal Terjunkan 610 Personel

"Dinasti politik? Gini, katakanlah kemarin Mas Wali Kota (Gibran) nyalon jadi Wali Kota Solo, atau Bang (Bobby) Wali Kota Medan. Ini kan mesti nyangkutnya kesitu kan? Nah yang milih siapa? rakyat kan?," kata Kaesang sembari tersenyum.

Sementara itu, Ki Haryo mengaku sangat bersyukur Kaesang Pangarep berkenan hadir di sanggarnya untuk berdialog dan bercanda dengan para seniman dan budayawan.

"Alhamdulillah, Mas Bro Kaesang mau menemui kami pelaku seni di Tegal dan berkesempatan untuk dialog," kata Ki Haryo.

BACA JUGA:Mitos Candi Asu Magelang, Anak Seorang Putri Raja yang Suka Seks Bebas Lalu Dikutuk Menjadi Anjing

Dengan gayanya yang lepas, Ki Haryo pun berseloroh dirinya dengan Kaesang ada kesamaan seorang ayah yang hebat.

"Kita sama-sama memiliki ayah yang hebat, bedanya kalau mas Kaesang bapaknya presiden, bapak saya juga presiden kabupaten," kata Ki Haryo yang juga anak dari almarhum Ki Enthus Susmono, Bupati Tegal periode 2014-2019.

BACA JUGA:BPBD Kabupaten Tegal Gencarkan Layanan Distribusi Bantuan Air Bersih kepada Masyarakat

Menurut Ki Haryo, menjadi anak dari sosok ayah yang hebat itu berat. ''Ibarat kalau menang ora kondang, kalau kalah wirang. Jadi itu yang menjadi tantangan,'' sambungnya. 

Meski demikian, lanjut Ki Haryo, sebagai anak dari orang hebat harus bisa mikul duwur mendhem jero. ''Artinya bisa meneruskan warisan yang baik dan bermanfaat begi masyarakat,'' imbuhnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: