3 Tradisi Adat Tegal yang Terkenal dan Dipertahankan sampai Sekarang

3 Tradisi Adat Tegal yang Terkenal dan Dipertahankan sampai Sekarang

3 Tradisi Adat Tegal Yang Terkenal dan Dipertahankan Sampai Sekarang--

DISWAYJATENG - Tradisi adalah istilah yang mengartikan cara, gaya, atau metode yang khas. Tiap bangsa atau suatu kelompok mempunyai cirinya sendiri dan bisa bersifat unik dan khas.

Sebagai warga tegal, tradisi yang ada sudah diketahui seperti mudun lemah, unggah-unggahan, prebegan, moci, dan lain-lain. Kegiatan tersebut sudah tersebar luas dan dihadiri banyak orang.

Uniknya lagi, tradisi ini dilaksanakan bertepatan pada hari hari besar di Tegal. Sebagai contohnya adalah prebegan yang dilakukan h-1 menuju lebaran.

Membahas mengenai tradisi, di daerah Jawa Tengah ada yang memiliki kegiatan khas yang terkenal dan unik. Daerah mana? iya tentunya, itu adalah Tegal. Kota tersebut memiliki adat yang khas dan menarik yang harus dipertahankan bersama.

BACA JUGA:10 Tradisi Unik dan Menarik 17 Agustus-an di Berbagai Daerah di Indonesia

Tradisi Adat 

Lantas apa saja kegiatan yang khas dan uniknya? Artikel ini akan membahas tuntas acara yang dirindukan banyak orang dan menjadi kegiatan rutin bagi masyarakat tegal.

1. Mudun Lemah

Mudun lemah sudah ada dari dahulu sampai sekarang. Kegiatan ini dilakukan ketika bayi yang sudah berusia satu tahun. Saat itulah sang ibu dari anak tersebut membuat bubur candil dan sumsum yang kemudian dibagikan kepada sekitar.

Kegiatan ini diawali dengan orang tua menuntun anaknya berjalan di atas beras ketan yang memiiliki warna yang berbeda. Sengaja dibuat berwarna-warni sebagai gambaran hidup yang bervariasi. Senang, sedih, kecewa, marah, dan lain-lain. Ini merupakan filosofi sebagai simbol kehidupan yang akan dilalui si anak kelak.

Setelahnya, bayi akan di masukkan dalam kurungan ayam. Serta di bacakan doa oleh nenek yang memutari kurungan sembari membawa ceplik. Dilanjutkan dengan membuka dan mempersilahkan bayi mengambil barang yang sudah disediakan oleh ibundanya.

Yang ada pada piring mempunyai makna yang baik, misalnya bayi mengambil buku dan pulpen, maknanya si bayi akan menjadi giat membaca dan belajar.

Tradisi ini ditutup dengan disebarnya uang logam. Tradisi ini di laksanakan dari dahulu sampai sekarang dengan tujuan agar sang bayi bisa tumbuh baik dan segera bisa berjalan serta berlari.

BACA JUGA:Tempat Adat yang Memiliki Tradisi dan Tempat yang unik, Indonesia Harus Bangga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: