PKL Ex Barito Datangi Balai Kota Semarang, Minta Kepastian Lokasi Relokasi
Para pedagang Kaki Lima (PKL) Ex Barito datangi Balai Kota Semarang mencari kepastian relokasi setelah kontrak MAJT berakhir Jumat 5 Desember 2025-Umar Dani -
SEMARANG, diswayjateng.com – Ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang tergabung dalam Paguyuban Ex Barito mendatangi Balai Kota SEMARANG, Jumat (5 Desember 2029).
Para pedagang datang bersama penasihat mereka, Zaenal Petir, untuk menyampaikan keresahan terkait rencana penggusuran lokasi berjualan.
Ketua Paguyuban Ex Barito, Joko Suranto, mengatakan kedatangan mereka bertujuan menyampaikan uneg-uneg kepada Wali Kota Semarang.
Menurutnya, para pedagang resah karena lokasi tempat mereka berjualan akan segera digusur.
“Saat ini pedagang masih menempati lahan milik MAJT Semarang atau Johar Baru.
Namun pada pertengahan Desember ini kami harus pindah karena kontrak lahan antara Pemkot dan MAJT sudah berakhir,” ungkap Joko.
Ia menjelaskan, jumlah anggota Paguyuban Ex Barito mencapai sekitar 1.500 orang. Namun untuk audiensi di Balai Kota, sekitar 400 pedagang hadir mewakili anggota lainnya.
Zaenal Petir menambahkan, para PKL tersebut memiliki sejarah panjang. Mereka awalnya berjualan di kawasan Tawang Polder Stasiun pada era 1980-an.
"Tahun 1980, mereka pindah ke bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) dan dikenal sebagai PKL Barito di sepanjang pertigaan Jalan Majapahit hingga Jalan Kaligawe dengan jumlah anggota sekitar 1.500 pedagang" kata Zaenal
Kini, jumlah yang tersisa sekitar 400 pedagang yang menggeluti usaha sepeda dan onderdil mobil.
Akibat pembangunan proyek BKT pada 2017–2019, para pedagang direlokasi ke area MAJT mulai awal Januari 2019 hingga tahun 2025.
Namun hingga kini, mereka belum mendapatkan lokasi tetap dari pemerintah.
Zaenal menegaskan bahwa kedatangan mereka ke Balai Kota bukan untuk berunjuk rasa, melainkan audiensi.
Para pedagang ingin mendapatkan kejelasan dari Pemkot terkait nasib mereka ke depan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
