Kisah Paryono, Tambal Ban Keliling 24 Jam di Semarang dengan Supra Bapak
Paryono keliling menjual jasa tambal ban 24 jam dengan Supra Bapak atau Honda Supra 100 cc.--Wahyu Sulistiyawan
Paryono mengaku, semua motor yang digunakan untuk tambal ban keliling menggunakan Supra 100 cc tahun 2003, karena masih menggunakan magnet kering dan posisi tangki BBM berada didepan.
"Supra 100 cc masih menggunakan magnet kering sehingga resiko bocor olinya sedikit, tapi kalau Supra 125 sudah menggunakan magnet basah," terangnya.
BACA JUGA:Penyerahan SK PNS 2025, Wali Kota Semarang Harap CPNS Lebih Kreatif dan Adaptif
BACA JUGA:Agustina Borong Tas Rajut di Lapas Perempuan Semarang, Dukung Produk Warga Binaan
Perjalanan Paryanto sebagai tukang tambal ban dimulai sejak tahun 1998. Saat itu, ia membuka bengkel tambal ban konvensional di kawasan Jatingaleh.
Seiring berjalanan waktu dan teknologi yang semakin canggih. Ia memutuskan untuk menjual jasa tambal ban keliling.
Paryanto tidak hanya mengandalkan insting jalanan. Ia juga memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan usahanya.
Ia menempel tulisan promosi belakang motor dan meminta bantuan temannya untuk mencantumkan nama usahanya di Google Maps. Tak berhenti di situ, ia juga aktif mempromosikan jasanya melalui media sosial.
BACA JUGA:Cegah Perdagangan Orang, Imigrasi Semarang Perketat Pengawasan Pemohon Paspor ke Luar Negeri
BACA JUGA:Pemkot Semarang Tambah Anggaran Rp15 Miliar untuk UHC, Biayai 10 Ribu Warga Tidak Mampu
"Saya pernah dalam satu hari mendapatkan 10 orderan dari pukul 12.00 siang hingga 1 malam," terangnya.
Paryono lebih sering mendapatkan orderan dari sore hingga tengah malam, dimana semua bengkel ban sudah mulai tutup. Untuk mendapatkan jasanya, tidak ada tarif yang khusus, ia menghitung dari tingkat kesulitan dan jarak tempuh.
"Kalau dari jarak rumah (Ngesrep) ke Undip paling Rp40 ribu. Kalau ke Simpanglima biasanya Rp50 ribu untuk motor dan Rp100 ribu untuk mobil,"katanya.
Tarif tertinggi yang pernah Paryono dapatkan sebesar Rp200 ribu untuk menambal ban mobil di Ambarawa. Dari menjual jasa tambal ban keliling ini, Paryono mendapatkan penghasilan mencapai Rp10 juta per bulan.
BACA JUGA:Pemkot Semarang Akan Susun Penataan PKL Madukoro dan Hasanudin
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
