Kabupaten Tegal Luncurkan Program Bersatu untuk Akselerasi Eliminasi Tuberkulosis 2030

Kabupaten Tegal Luncurkan Program Bersatu untuk Akselerasi Eliminasi Tuberkulosis 2030

LAUNCHING - Kepala Dinkes Kabupaten Tegal dr Ruszaeni saat memaparkan penyakit TBC dalam acara Lauching dan Ekspose Kabupaten Tegal Bersatu, di Pendopo Kantor Kecamatan Pangkah.Foto: Yeri Noveli/diswayjateg.id ‎--

SLAWI, diswayjateng.id – Pemerintah Kabupaten Tegal terus memperkuat langkah menuju eliminasi penyakit Tuberkulosis (TBC) tahun 2030 melalui program Kabupaten Tegal Bersatu atau Pemberdayaan Masyarakat Tangani Tuberkulosis. Launching dan ekspose program inovatif ini berlangsung di Pendopo Kantor Kecamatan Pangkah.

‎Acara yang dipandegani Dinas Kesehatan ini dibuka oleh Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman yang diwakili Staf Ahli Bupati Bidang Politik, Hukum, dan Pemerintahan, Nur Khafid Junaedi.



‎Dalam sambutannya, Nur Khafid menegaskan bahwa program Bersatu bukan sekadar inisiatif baru, melainkan strategi akselerasi yang bergerak dari hulu ke hilir dengan melibatkan masyarakat sebagai garda terdepan dalam pencegahan, deteksi dini, serta pengawasan pengobatan TBC.

‎"Penyakit TBC masih menjadi tantangan kesehatan serius di Kabupaten Tegal. Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2024, tercatat 5.088 kasus atau 353 per 100.000 penduduk. Estimasi tahun 2025 bahkan mencapai 6.901 kasus. Ini alarm bagi kita semua untuk bertindak lebih cepat dan terencana,” ujar Nur Khafid.

‎Menurutnya, pemberdayaan masyarakat menjadi kunci karena kendala dalam penanggulangan TBC tidak hanya bersifat klinis, tetapi juga sosial dan sistemik. Banyak penderita enggan berobat karena stigma sosial, sementara tingkat kepatuhan terhadap pengobatan masih rendah.

BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Layanan, Dinkes kabupaten Tegal Bekali Apoteker dengan Kompetensi Farmasi Klinis ‎

BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Latih Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus

‎Melalui Bersatu, masyarakat desa, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat akan dilibatkan aktif dalam surveilans dini, pendampingan pasien, serta edukasi untuk memutus mata rantai penularan dan menghapus stigma. Nur Khafid juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.

‎“Kita harus memperkuat sinergi antara puskesmas, rumah sakit swasta, dan lintas lembaga. Dukungan sosial-ekonomi seperti bantuan transportasi dan nutrisi juga perlu diberikan agar pasien tidak putus pengobatan,” ujarnya.

‎Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dr. Ruszaeni menjelaskan bahwa Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, dan dapat menyerang paru maupun organ lain seperti tulang, otak, dan kelenjar getah bening.

‎“Untuk membasmi TBC, penderitanya harus ditemukan sebanyak mungkin, diisolasi, dan diobati hingga sembuh. Kami menargetkan tahun 2030 Kabupaten Tegal bebas dari TBC,” tegasnya.

‎Dia menjelaskan, berbeda dengan COVID-19 yang mudah terdeteksi lewat gejala demam dan lemas, penderita TBC sering kali tidak menyadari penyakitnya karena hanya mengalami batuk berkepanjangan.

BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Gelar Cek Kesehatan Gratis di RS Mitra Siaga Tarub ‎

BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Fokus Tekan Angka Kematian Ibu, Audit Kasus Ungkap Tantangan Serius

‎"Inilah pentingnya skrining mandiri dan pelibatan masyarakat agar kasus bisa ditemukan lebih cepat,” ucapnya.

‎Program BERSATU juga menghadirkan inovasi Desa Siaga TBC, di mana masyarakat diberdayakan melakukan skrining mandiri berbasis keluarga. Melalui pendekatan bottom-up, warga diharapkan memiliki kesadaran mandiri untuk memeriksakan diri dan mendukung sesama penderita.

‎"Kami berharap pertengahan 2026, Kecamatan Pangkah menjadi Kecamatan Siaga TBC. Dengan kolaborasi dan kesadaran masyarakat, eliminasi TBC 2030 bukan hal mustahil,” kata dr. Ruszaeni optimistis.

‎Menurut Camat Pangkah, Cahyono, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pilot project di Desa Pener. “Di Desa Pener, masyarakat berhasil bersatu melaksanakan program ini. Hasilnya luar biasa, karena kasus bisa diketahui lebih awal,” ujarnya.

‎Dari hasil skrining mandiri TBC di Desa Pener, ditemukan 76 orang berisiko TBC dengan 29 orang terduga kasus aktif, menunjukkan potensi penemuan dini yang tinggi.

BACA JUGA:Dukung Ibu Hamil Lebih Sehat dan Bahagia, Dinkes Kabupaten Tegal Gelar Gerakan Bumil Sehat ‎

BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Ajak Orang Tua dan Guru Sukseskan BIAS 2025

‎Data ini menjadi dasar pengembangan model intervensi di tingkat desa dan puskesmas untuk penemuan, pencegahan, dan pengobatan TBC.

‎Program Kabupaten Tegal Bersatu sejalan dengan visi daerah “Menuju Kabupaten Tegal Maju dan Tangguh (Tegal Luwih Apik)” dengan misi meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan ketahanan sosial masyarakat.

‎Acara launching ini dihadiri seluruh kepala desa, tenaga kesehatan, kader, dan perwakilan organisasi masyarakat di Kecamatan Pangkah. (adv)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: