Sinden dan Gamelan Bergema di Sekolah, Ratusan Siswa SMPN 4 Batang jadi Pemain Ketoprak

Sinden dan Gamelan Bergema di Sekolah, Ratusan Siswa SMPN 4 Batang jadi Pemain Ketoprak

Penampilan siswa SMPN 4 Batang saat bermain ketoprak, 31 Mei 2025--Bakti Buwono/ diswayjateng.id

“Lewat kegiatan ini, kami tanamkan warisan leluhur sejak dini,” tegasnya. Tak hanya sekolah dan siswa, orang tua juga turun tangan secara aktif.

Paguyuban wali murid menyokong penuh acara ini, mulai dari pendanaan hingga konsumsi. “Ini bentuk sekolah ramah anak, karena semua pihak terlibat: guru, siswa, orang tua, hingga komite,” tambah Sri.

BACA JUGA:Syarat Baru Penerimaan Siswa Baru di Batang, Tak Bisa Lagi Akali KK, Verifikasi Ketat Menanti

BACA JUGA:94 Motor Terjaring, Satlantas Batang Hadiahi Cokelat dan Tilang Sekaligus

Kolaborasi ini jadi modal utama pelestarian budaya, bukan sekadar tanggung jawab sekolah. Wakil Bupati Batang, Suyono, yang hadir dalam acara, memuji konsistensi SMPN 4 Batang menjaga budaya lokal.

“Ini bukan cuma pentas seni, ini perlawanan terhadap budaya asing yang terus menyerbu lewat gawai,” ujarnya dengan nada serius.

Suyono menyebut ketoprak dan gamelan di SMPN 4 Batang sebagai upaya nguri-uri budaya yang hampir punah. Ia mengingatkan, jika tidak ada yang menjaga, budaya bisa lenyap ditelan waktu.

“Anak-anak sekarang lebih kenal budaya luar dari TikTok, padahal budaya kita jauh lebih indah dan punya nilai,” katanya.

BACA JUGA:Adu Banteng Dua Motor di Kandeman Batang, Pengendara Tergeletak

BACA JUGA:Dandim Batang Peringatkan Anggotanya: Jangan Main Judi Online!

Ia mendorong agar Dinas Pendidikan dan Pemkab Batang turut memperluas kegiatan serupa di sekolah lain. Komitmen ini juga datang dari Dewan Kesenian Daerah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Batang.

Mereka siap mendukung program kebudayaan sekolah, bukan hanya formalitas. “Jangan sampai budaya hanya hidup di museum, tapi harus hidup di tengah anak-anak kita,” tandas Suyono.

Festival ini menegaskan bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi juga ruang pelestarian budaya. SMPN 4 Batang pun tak sekadar mencetak nilai, tapi menumbuhkan identitas dan jati diri generasi muda.

Di tengah modernisasi dan digitalisasi, sekolah ini menjadi benteng terakhir budaya jawa. Selama gamelan masih ditabuh dan sinden masih bersenandung di sekolah, harapan akan masa depan budaya lokal masih menyala.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait