Mitos Penari Nyadran Kali, Terjadi Kesurupan Jika Tidak Dibawakan Warga Asli Kandri Kota Semarang

Mitos Penari Nyadran Kali, Terjadi Kesurupan Jika Tidak Dibawakan Warga Asli Kandri Kota Semarang

Sembilan pasang penari mengikuti Kirab Budaya Nyadran Kali di Desa Kandri, Gunungpati, Kota Semarang, Minggu, 22 Desember 2024. Penari tersebut akan membarakan tarian Tirto Suci Dewi Kandri.--Wahyu Sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id - Dalam rangkaian ritual Nyadran Kali di Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota SEMARANG ini selalu melibatkan 9 pasang penari yang akan membawa air dari 7 sumber mata air.

Selain membawakan tarian Tirto Suci Dewi Kandri pada acara puncak Nyaran Kali di area Sendang Gede, 9 pasang penari ini juga menjalani ritual pembawaan air 7 sendang dari kirab obor dan penuangan air sendang ke pekarangan warga.

Namun, anehnya sejak diciptakan penari pada 2016 yang dibawakan dari beberapa penari luar warga asli Kandri selalu terjadi kesurupan.

Juju Jumarni, salah satu pelatih Tirto Suci Dewi Kandri menceritakan, awalnya pada 2016 dirinya beserta satu tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unnes membentuk tarian untuk tradisi Nyadran Kali yang diikuti oleh mahasiswa yang bukan asli Kandri dan terjadi kesurupan.

BACA JUGA: Kain Pohon Sendang Gede Diganti, Jadi Awal Tradisi Nyadran 7 Sendang di Desa Wisata Kandri Semarang

BACA JUGA: Kirab Obor Sendang Gede Kandri Semarang, Jadikan Generasi Muda Lebih Cerah Masa Depannya

"Saya membantu teman menciptakan sebuah tarian yang sekaligus bisa menjadi tadiri pada acara Nyadran Kali, karena penari ini diambil campuran, anehnya setelah membawakan tarian langsung terjadi kesurupan,"jelas Juju, Sabtu, 21 Desember 2024.

Kejadian serupa terjadi juga pada 2017, dimana pernari diambil campuran dari mahasiswa Unnes dan warga beda desa. Sehingga pada 2018 diputuskan penari Tirto Suci Dewi Kandri diambil dari warga asli Kandri.

"Setelah penari dibawakan oleh warga asli Kandri sendiri, kejadian tersebut tidak pernah terjadi lagi," terangnya.

Dari kejadian 2016 dan 2017, Juju berserta timnya melakukan regenerasi untuk menjadi penari yang terdiri dari 9 penari wanita dan 9 penari pria.

Namun, untuk bisa menyajikan sebuah tarian menjadi sebuah tradisi Nyadran yang cukup sakral ini tantangannya tidak berhenti disitu, pencarian untuk regenerasi di zaman yang modern ini sangat susah.

Juju mengaku, mencari regenerasi untuk penari pria yang sangat susah. Karena mindset penari pria agak lucu kalau membawakan tarian klasik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: