Yoyok Sukawi: Permasalah Jamban Sangat Menyulitkan Pemerintah pada Debat Publik Terakhir Pilwakot Semarang

Yoyok Sukawi: Permasalah Jamban Sangat Menyulitkan Pemerintah pada Debat Publik Terakhir Pilwakot Semarang

Calon Wali Kota Semarang 02, Yoyok Sukawi memaparkan pendapat tetang rumah layak huni pada Debat Publik Ketiga di Hotel Patra Semarang, Jumat 15 November 2024.--Wahyu sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id - Pada debat publik ketiga Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) SEMARANG yang diselenggarakan di Hotel Patra SEMARANG, Calon Wali Kota SEMARANG 01, Agustina Wilujeng Pramestuti mempertanyakan banyaknya rumah tidak layak huni di tengah Kota SEMARANG yang tidak memiliki jamban.

Pertanyaan tersebut dilontarkan disaat Calon Wali Kota 02, Yoyok Sukawi menjawab pertanyaan terkait hal rumah layak huni.

Menurut Yoyok, permasalahan jamban ini memang dari tahun ke tahun sangat menyulitkan pemerintah Kota Semarang untuk menyelesaikan sanitasi dasar ini. Tapi pihaknya akan melakukan studi yang baik supaya bisa memberikan sulusi bagi masyarakat.

"Permasalahan jamban ini memang sangat menyulitkan pemerintah Kota Semarang, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah kota dan pelaku usaha juga masyarakat untuk menyelesaikan sanitasi dasarnya." jelas Yoyok, Jumat 15, November 2024.

BACA JUGA: Kwarcab Kota Semarang Renovasi 28 Rumah Tidak Layak Huni, Tiap Rumah Dianggarkan 59 Juta

BACA JUGA: Pemkab Tegal Rehab 564 Rumah Tidak Layak Huni

Agustin memaparkan terdapat 72 Kelurahan yang dikategorikan sebagai wilayah kumuh dan tidak layak huni. Sebagian rumah itu berada ditengah Kota Semarang, dan tidak memiliki jamban pribadi karena ukuran rumah yang sangat kecil.

"Ketika kita ingin memberi pembangunan jamban, justru mereka tidak mau karena luasannya kecil dan akan mengganggu tempat untuk tinggal," jelasnya.

 Rumah tangga dikatakan menempati rumah layak huni apabila memenuhi kriteria dengan kecukupan luas tempat tinggal minimal 7,2 meter persegi perkapita. Dan memiliki akses air minum serta sanitasi layak.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik Kota Semarang, pada 2023 warga Kota Semarang yang tinggal di rumah layak huni sebanyak 66,81%, berarti ada sebanyak 33,19% penduduk Semarang belum menempati rumah layak huni.

BACA JUGA: Warga Brebes Tak Mampu Beli Beras, Tempati RumahTak Layak Huni

BACA JUGA:Bangun Rumah Bonawi dan Munawir agar Layak Huni

Dari masalah tersebut, dengan progam unggulan Yoyok Sukawi-Joko Santoso akan menjadikan Kota Semarang sebagai kota layak huni melalui berkolaborasi dengan pemerintah provinsi, pusat dan dunia usaha.

"Kawasan kumuh di Kota Semarang ini ada beberapa penyebabnya, yang dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, kateristik fisik, geografis, sosial ekonomi, kebutuhan sarana prasarana, sanitasi dasar, air bersih, pengelolaan sampah dan juga legalitas huniannya,"jelanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: