Angka Kemiskinan Terus Turun, Petani Sragen Tak Setuju di Katakan Kota Miskin

Angka Kemiskinan Terus Turun, Petani Sragen Tak Setuju di Katakan Kota Miskin

Potret kemakmuran petani sragen--Istimewa

"Sebelumnya ada sekitar 114 ribu jiwa yang tergolong miskin ekstrem. Desa Tumis sejak 2022 yang diinisiasi Bupati Yuni, Tumis harus tepat sasaran, waktu dan manfaat," tambahnya.

Dirinya mengungkapkan, Desa Tumis merupakan konvergensi dari 4 strategi penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan di desa terpilih, dengan anggaran dari berbagai pihak yakni APBN, APBD Prov, APBD Kab, CSR dan filantropi. 

BACA JUGA:Dinas Sosial Kabupaten Tegal Ikuti Rakor Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem

BACA JUGA:Angka Kemiskinan Ekstrem Kabupaten Tegal Berkurang Menjadi 0,24 Persen

"Anggaran untuk Desa Tumis Rp 16,8 Miliar, dibagi untuk RTLH, Jambanisasi, Air Bersih, UEP, bantuan ternak, listrik gratis, beasiswa miskin, PBI," tandasnya.

Terpisah, Salah satu petani yang akrab di sapa Pak No asal Desa Gading, Kecamatan Tanon,  Sragen mengaku tak sepakat dengan bahasa Sragen kota miskin atau masuk zona kemiskinan tertinggi.

"Aku ra sepakat nik Sragen di arani miskin, Sragen adem ayam gemah ripah loh jinawi. Gampang nik golek sandang pangan, wong miskin kui nak wong seng ra gelem nyambut gawe," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: