Tradisi Sadran Kali di Wonosobo, Begini 8 Prosesinya

Tradisi Sadran Kali di Wonosobo, Begini 8 Prosesinya

Tradisi sadran kali di Wonosobo-Tribun Jateng-

DISWAYJATENG - Tradisi Sadran Kali di Wonosobo, tradisi unik yang biasa dilakukan oleh masyarakat Wonosobo. Tradisi ini bermaksud untuk memberi harapan dan rasa syukur atas pemberian air yang melimpah.

Tradisi Sadran Kali di Wonosobo diikuti oleh beberapa elemen masyarakat. Biasanya, para ibu-ibu yang akan menyiapkan masakan untuk dimakan bersama-sama paska ritual.

Uniknya, Tradisi Sadran Kali di Wonosobo ini nantinya akan mengambil air untuk dibagikan ke setiap rumah. Momen ini menjadi penanda bahwa puncak acara sudah dimulai.

Nah, untuk lebih mengetahui lebih lengkap Tradisi Sadran Kali di Wonosobo ini, kita sudah menyiapkan ulasan lengkap mengenai tradisi tersebut di bawah ini. Simak sampai selesai ya.

BACA JUGA:Ritual Jalan Kaki ke Desa Kuncen, inilah 8 Fakta Menarik Tradisi Nyadran Wangsa Bonokeling di Banyumas

1. Persiapan Makanan Khusus untuk Tradisi Sadran

Tradisi Sadran Kali di Wonosobo memiliki rangkaian persiapan yang unik dan khas. Salah satunya adalah penyiapan berbagai makanan tradisional seperti nasi huju urapan, lauk, sayur, dan jajanan khas daerah setempat. Makanan-makanan ini disiapkan dengan penuh khidmat oleh masyarakat sebagai bagian dari prosesi tradisi.

2. Tenong, Wadah Tradisional untuk Membawa Makanan

Setelah makanan disiapkan, langkah selanjutnya adalah memasukkannya ke dalam tenong. Tenong adalah wadah tradisional yang terbuat dari bambu. Setiap keluarga besar akan memiliki satu orang yang bertugas membawa tenong berisi makanan pada acara Sadran Kali.

BACA JUGA:12 Keunikan Masyarakat Kampung Hindu di Banyumas, Desanya Asri dan Sejuk

3. Arak-arakan Menuju Mata Air Ngasinan

Pada hari pelaksanaan tradisi Sadran Kali, seluruh warga berbaris menuju lokasi mata air Ngasinan. Mereka membawa tenong berisi makanan, tumpeng, dan juga alat musik tradisional. Arak-arakan ini menjadi pemandangan yang khas dan menarik perhatian banyak orang.

4. Sadran Kali, Ungkapan Syukur atas Karunia Air

Tradisi Sadran Kali merupakan bentuk ungkapan syukur masyarakat Wonosobo kepada alam atas karunia air yang melimpah. Air dari mata air Ngasinan dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari warga. Oleh karena itu, acara ini menjadi momen penting untuk menghargai keberadaan sumber daya alam yang sangat berharga ini.

BACA JUGA:Tradisi Unik Acara Apitan atau Sedekah Bumi Warga Banyumas, Mengarak Domba Dihias Warna-warni

5. Prosesi Pengambilan Air dari Mata Air Ngasinan

Acara Sadran Kali dibuka dengan prosesi pengambilan air dari mata air Ngasinan. Air yang diambil kemudian akan didistribusikan ke rumah-rumah warga sebagai simbol kelimpahan dan keberkahan. Momen ini menjadi bagian penting dalam tradisi ini, sebagai bentuk penghormatan kepada sumber air yang menjadi sumber kehidupan.

6. Puncak Acara, Kenduren dan Makan Bersama

Setelah rangkaian prosesi sebelumnya, puncak acara Sadran Kali adalah kenduren atau makan bersama. Seluruh makanan yang telah disiapkan sebelumnya, disajikan dan dinikmati bersama-sama oleh seluruh peserta acara. Momen ini menjadi simbol kebersamaan dan persatuan masyarakat Wonosobo dalam melestarikan tradisi leluhur mereka.

7. Pembatasan Peserta Saat Pandemi

Meskipun acara Sadran Kali biasanya diikuti oleh ribuan warga, pada saat pandemi, jumlah peserta dibatasi untuk mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi. Namun, hal ini tidak mengurangi semangat masyarakat dalam melestarikan tradisi yang telah berlangsung turun-temurun ini.

8. Harapan Kelestarian Air untuk Generasi Mendatang

Tradisi Sadran Kali tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga mengandung harapan dan doa agar keberadaan air tetap melimpah sampai generasi mendatang. Masyarakat Wonosobo menyadari betapa pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam ini, agar kehidupan mereka dan anak cucu mereka dapat terus berlanjut dengan baik.

Tradisi Sadran Kali di Wonosobo merupakan representasi kearifan lokal masyarakat dalam menghargai dan menjaga kelestarian alam. Melalui rangkaian prosesi yang sakral dan penuh makna, tradisi ini menjadi wadah untuk mengungkapkan rasa syukur serta harapan agar sumber daya alam tetap terjaga untuk generasi mendatang.

Acara ini juga menjadi momen persatuan dan kebersamaan masyarakat dalam melestarikan warisan budaya leluhur mereka. Semoga ulasan di atas bisa menambah pengetahuan kamu(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: