Seorang Bayi Terjangkit Gejala DBD, Petugas Puskesmas Pagiyanten Tegal Langsung PSN

Seorang Bayi Terjangkit Gejala DBD, Petugas Puskesmas Pagiyanten Tegal Langsung PSN

PSN - Seorang petugas kesehatan Puskesmas Pagiyanten, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal sedang melakukan PSN di rumah warga.Foto:Yeri Noveli/diswayjateng.disway.id--

DISWAYJATENG, SLAWI - Setelah mendapat laporan adanya bayi berusia 9 bulan terdiagnosis gejala Demam Berdarah Dengue (DBD), petugas Puskesmas Pagiyanten, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal langsung sigap.

Mereka langsung melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) sekaligus melakukan Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN).

Para petugas yang langsung turun ke lapangan yakni, Programmer Surveilans dan DBD Puskesmas Pagiyanten serta kader PSN di RT 02 RW 01 Desa Kedungsukun.

BACA JUGA:PKBM Sakila Kerti Tegal Buka Pendidikan Kesetaraan di Lapas Slawi

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal dr Ruszaeni membenarkan jika PSN ini dilakukan untuk menindaklanjuti adanya laporan kasus DBD dari rumah sakit di wilayah binaan kesehatan Puskesmas Pagiyanten.

Para petugas mendatangi ke lokasi untuk mengetahui potensi meluasnya penularan dan penyebaran DBD. Selain itu, mereka juga melakukan tindakan penanggulangan di wilayah sekitar tempat tinggal penderita.

"Jadi para petugas puskesmas bersama kader PSN ini mengunjungi ke rumah penderita. Mereka menanyakan terkait keadaan penderita dan kondisi lingkungan sekitar," kata Ruszaeni.

Selain ke rumah pasien, lanjut Ruszaeni, para petugas ini juga berkunjung ke 20 rumah yang berada dalam radius 100 meter dari rumah penderita. Hal itu dilakukan guna observasi dan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk.

BACA JUGA:Poltek Harber Sinergi dengan ATR/BPN Kota Tegal

Pemeriksaan jentik ini dilakukan dengan mengecek penampung air yang berada di dalam rumah. Diantaranya, kolam atau bak mandi, ember, dispenser, gentong, pot bunga dan beberapa penampung air lainnya.

Jika ditemukan genangan air pada ember bekas, botol bekas, ban bekas dan barang-barang lainnya, maka air tersebut langsung dibuang agar tidak menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.

"Karena nyamuk ini tinggal dan berkembangbiak di air yang bersih (air yang tidak menyentuh tanah)," kata Ruszaeni menjelaskan.

Dalam kesempatan itu, para petugas juga mengimbau warga supaya melakukan 3M. Yaitu, Menutup penampungan air, Menguras bak mandi atau kolam minimal 1 minggu sekali dan Memanfaatkan barang-barang bekas yang dapat didaur ulang atau dapat digunakan kembali.

BACA JUGA:Mahasiswa Hatyai University Thailand Belajar Batik di Tegal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: