Tradisi Unik Acara Apitan atau Sedekah Bumi Warga Banyumas, Mengarak Domba Dihias Warna-warni

Tradisi Unik Acara Apitan atau Sedekah Bumi Warga Banyumas, Mengarak Domba Dihias Warna-warni

tradisi unik pada apitan atau sedekah bumi --foto pikiran rakyat jateng

DISWAY JATENG -  Warga masyarakat Desa Cikawung Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah memiliki tradisi unik pada apitan atau sedekah bumi dengan menghias domba atau kambing. 

Dengan tradisi unik pada apitan atau sedekah bumi, warga Desa Cikawung menghias domba yang dibeli dengan warna warni sehingga sangat menarik untuk dipandang. 

Kalau domba betina dihiasi mengenakam kaca mata sehingga tampak cantik dan menggemaskan. Kemudian kambing atau domba yang telah dihias diarak terlebih dahulu sebelum disembelih. 

Tradisi unik pada apitan atau sedekah bumi, mengarak kambing atau domba dimulai dari batas Desa dengan iringan musik hardroh Nurul Iman. Menariknya lagi, kambing atau domba yang dihias tersebut diarak dengan berjalan sembari dipegang warga. 

Arak-arakan itu menyita perhatian warga yang melihat langsung acara tersebut. Suasana menjadi riuh, beberapa orang bahkan ada yang mengabadikan dengan kamera ponsel miliknya. Dengan adanya tradisi unik pada apitan atau sedekah bumi warga masyarakat Desa Cikawung jadi ramai, karena masih menjaga tadisinya sampai saat ini.

BACA JUGA:Ini Ternyata Calon Haji Termuda asal Embarkasi Solo, Lajang Banyumas Berusia 18 Tahun

Rute arak-arakannya di mulai dari BATAS DESA menyusur jalan setapak perkampungan. Arak-arakan berakhir di komplek mushola Nurul-Huda Rt 01/04, grumbul Wadas Duwur Desa Cikawung Kecamatan Pekuncen. 

"Tradisi unik pada acara apitan atau sedekah bumi ini digelar setiap tahun, tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen serta keberkahan serta kekompakan dan kebersamaan warga di lingkungan RT yang mereka bisa saling membantu.

Mereka juga senang apa yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa (YME) dengan rejeki dan kesehatan serta keselamatan," kata Ketua Panitia Fajar Prastyo. 

Fajar Prastyo juga menjelaskan tradisi ini sudah ada sejak lama dan turun temurun dari nenek moyang. Kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (YME) yang telah memberikan kesehatan,  keselamatan, dan rejeki yang melimpah, "terang Fajar. 

BACA JUGA:Warga Banyumas Nyaris Diamuk Massa, Nyolong Motor Alasan Kehabisan Ongkos

Selain itu, arak-arakan kambing sebagai upaya untuk melestarikan tradisi yang hampir punah. Kegiatan tersebut sekaligus mengajak masyarakat menjaga tradisi dan menjaga warisan leluhur, hingga sampai saat ini masih ada, dengan gotong royong masyarakat tadisi unik pada apitan atau sedekah bumi masih berjalan dengan baik. 

Setelah diarak, kambing itu kemudian disembelih di halaman mushola setempat sampai mengolahnya. Kegiatan memasak pun menjadi simbol kebersamaan warga dimana kaum laki-laki dan perempuan untuk saling membantu. 

Setelah olahan kambing matang, panitia pukul kentongan agar warga berdatangan membawa wadah mengambil olahan kambing tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: