9 Gejala Penyakit Ginjal yang Harus Diwaspadai

DISWAY JATENG – Penyakit ginjal adalah kondisi medis yang serius yang mempengaruhi fungsi normal ginjal. Gejala penyakit ginjal ini dapat berkembang perlahan-lahan seiring waktu atau terjadi secara tiba-tiba.

Gejala penyakit ginjal seringkali sulit dikenali karena mereka dapat sangat bervariasi dan sering tidak spesifik. Sehingga harus diwaspadai agar diketahui sejak dini.

Gejala Penyakit ginjal mungkin termasuk kelelahan, penurunan nafsu makan, masalah tidur, dan penurunan fungsi kognitif. 

Namun, gejala-gejala tersebut juga dapat disebabkan oleh berbagai kondisi lain, sehingga diagnosis yang tepat sangat penting. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa gejala penyakit ginjal yang harus diwaspadai.

BACA JUGA:5 Gejala Awal Gagal Ginjal, Salah Satunya Mudah Lelah

Pembengkakan

Salah satu gejala umum penyakit ginjal adalah pembengkakan pada bagian tubuh tertentu. Bagian tubuh tersebut meliputi kaki, pergelangan kaki, tangan, atau wajah.

Pembengkakan ini disebabkan oleh penumpukan cairan yang tidak dapat disaring dengan baik oleh ginjal yang bermasalah.

Perubahan Dalam Frekuansi dan Volume Urin

Seseorang dengan penyakit ginjal mungkin mengalami perubahan dalam frekuensi dan volume urin. Mereka mungkin sering buang air kecil atau sebaliknyai penurunan produksi urin.

Selain itu, urin mereka juga dapat berubah warna menjadi lebih gelap atau berbusa. Jika anda mengalami gejala ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

Kelelahan dan Kelemahan

Penyakit ginjal dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh penumpukan limbah dan racun dalam tubuh yang tidak dapat dikelurakan dengan baik oleh ginjal yang bermasalah.

Kelelahan ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal.

Gangguan Tidur

Seseorang dengan penyakit ginjal mungkin mengalami gangguan tidur seperti sulit tidur atau terbangun secara teratur di malam hari. Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh, serta perubahan hormon yang terjadi akibat kerusakan ginjal.

Gangguan Pencernaan

Gejala penyakit ginjal juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan seseorang. Mereka mungkin mengalami mual, muntah, atau kehilangan nafsu makan.

Hal ini disebabkan oleh penumpukan limbah dalam tubuh yang dapat mempengaruhi fungsi saluran pencernaan.

BACA JUGA:Menjaga Kesehatan Ginjal dengan 6 Cara Sederhana, Salah Satunya Kurangi Makanan Cepat Saji

Gatal-gatal

Kulit yang gatal-gatal adalah gejala umum yang dialami oleh penderita penyakit ginjal. Hal ini disebabkan oleh penumpukan limbah dan racun dalam tubuh yang tidak dapat dikeluarkan secara efektif oleh ginjal.

Gatal-gatal ini sering terjadi di seluruh tubuh, terutama pada area kulit yang lebih sensitive.

Tekanan Darah Tinggi

Penyakit ginjal dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dalam tubuh. Ginjal yang sehat membantu mengatur tekanan darah dengan membuang kelebihan natrium dan air dari tubuh.

Namun, Ketika ginjal mengalami kerusakan mereka tidak dapat melakukannya dengan efektif, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Anemia

Penyakit ginjal juga dapat menyebabkan anemia, yaitu kondisi dimana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya produksi hormon eritropoietin yang dihasilkan oleh ginjal yang bermasalah.

Anemia pada menyebabkan kelelahan, pusing, dan sesak napas, sehingga anda perlu mengkonsumsi makanan dengan kandungan zat besi tinggi.

Gangguan Konsentrasi dan Kebingungan

Gejala penyakit ginjal yang parah dapat mempengaruhi fungsi otak, menyebabkan gangguan konsentrasi, kebingungan, dan bahkan perubahan perilaku. Hal ini disebabkan oleh penumpukan limbah dan racun dalam tubuh yang dapat mempengaruhi fungsi normal otak.

BACA JUGA:6 Rekomendasi Makanan Sehat untuk Ginjal, Mampu Menurunkan Kadar Purin!

Itulah beberapa gejala yang mungkin terjadi jika seseorang terkena penyakit ginjal. Jika anda mengalami gejala penyakit ginjal ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. (*)

Sumber: