Dokter Ifo Dimintai Keterangan Kejaksaan Tekait Laporan di Puskesmas Kaligangsa
Kepala Klinik Paru Masyarakat (KPM) Kota Tegal, Dokter Ifo Herwanti, saat memberikan penjelasan seputar layanan yang ada di tempatnya, belum lama ini. --Harian Pagi Radar Tegal
DISWAY JATENG – Kepala Klinik Paru Masyarakat (KPM) Kota Tegal atau lebih dikenal dengan Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4), Dokter Ifo Herwanti, membenarkan 4 staf Puskesmas Kaligangsa telah dipanggil Kejaksaan terkait dugaan adanya pemotongan TPP tahun 2021-2022.
"Saya juga ikut dipanggil untuk dimintai keterangan terkait hal tersebut,” tegasnya, Minggu (5/11/2023).
Pada bagian lain, Ifo mengaku saat ini dirinya sedang fokus pada KPM Kota Tegal yang dipimpinnya.
BACA JUGA:Ini 9 Ciri Penyakit TBC yang Sudah Parah, Jangan Diabaikan!
Selain fokus pada pelayanan medis, juga fokus pada promosi kesehatan KPM Kota Tegal yang telah dilengkapi layanan laboratorium terdiri dari layanan laboratorium klinik, mikrobiologi dan juga klinik laboratorium Tuberculosis.
“Laboratorium KPM Kota Tegal sudah mendapatkan kepercayaan dari Kementerian Kesehatan RI untuk mengerjakan kultur follow up penderita TB Resisten Obat (TB–MDR/ Multi Drug Resistant) di Jawa Tengah Bagian Barat. KPM Kota Tegal dengan kualifikasi dokter spesialis yang terpenuhi, profesionalisme pegawai yang meningkat karena telah memperoleh pendidikan dan pelatihan, serta peralatan kesehatan yang masih dalam kondisi baik, dan memiliki fasilitas seperti X-ray, Spirometer dan Laboratorium mikrobiologi, membuat KPM Kota Tegal menjadi rujukan fasilitas kesehatan lainnya,” ucapnya seraya meminta Radar Tegal terus membantu menyosialisasikan program-program KPM karena jalinan kerja sama yang sudah terjalin baik.
BACA JUGA:Ini Cara Pengobatan TBC yang Paling Ampuh, Hanya Beberapa Bulan!
Saat ini, KPM Kota Tegal telah menjadi laboratorium rujukan tingkat Provinsi Jawa Tengah bagian barat. Tahun ini pula tengah direncanakan pembangunan Laboratorium Drug Susceptibility Testing (DST).
“DST merupakan pemeriksaan yang dilakukan guna mengetahui apakah seseorang menderita tuberculosis resisten obat. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi obat apa saja yang sensitif menghadapi infeksi mycobacterium tuberculosis dalam tubuh penderita. Tujuan deteksi ini adalah supaya jika pasien terdeteksi menderita TB resisten obat, maka penangan yang tepat bisa lebih cepat dilakukan,” katanya. (mei)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: